di dahimu ada senja
mengajakku meninjau pagi
tapi aku yang bernama sampan
masih saja terus berlayar
ke laut di hati tombak
kebijaksanaan berkokok dalam embun
meniupkan kegaduhan waktu
dan kita yang sudah jauh berpisah
tiba-tiba berpelukan di terik siang
serta sama-sama hafal
sebuah lagu dari dunia luar
perpisahan memang harus terjadi
demi laut yang semakin dalam
tawaran kabut yang memintaku jadi umpan
kutolak dengan menyelam
karena setiap ikan menganga kelaparan
kuyakin pastilah engkau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar