Saya belum lama bergabung dengan sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Awalnya saya direkrut untuk menjadi salah satu tim inti untuk sebuah proyek yang cukup besar dan direncanakan akan segera berjalan dalam waktu sekitar 1 bulan sejak saya diterima. Namun pada saat saya masuk selama 1 bulan, surat perintah kerja dan sebagainya untuk memulai proyek tersebut tak kunjung tiba juga, sehingga kegiatan saya sehari-hari relatif tidak ada dan hanya membantu tim yang lain jika dibutuhkan.
Ketika sudah 2 bulan bekerja, saya sempat dipanggil oleh atasan saya yang menyatakan kalau kinerja kerja saya tidak sesuai dengan harapannya dan proyek yang dimana saya akan ditempatkan belum juga ada kabarnya. Namun pada saat itu, saya sempat berontak dalam hati karena saya belum diberikan kepercayaan atas suatu pekerjaan, bagaimana dia bisa menilai kinerja saya?
Pada saat itu saya terima saja setiap masukan dari dia. Yang sangat disayangkan, saya melihat kalau alasan yang dibuat terlalu mengada-ada dengan embel-embel kalau proyek barunya masih belum jelas juga. Setelah itu, saya tetap melanjutkan kegiatan saya sehari-hari, dan akhirnya ditempatkan pada suatu proyek yang lain, dimana di kantor saya masih belum ada yang memahami tentang proyek itu sepenuhnya. Jadi di situ saya belajar dari awal untuk memahami semuanya. Selang beberapa waktu saya sudah menjalankan tugas di proyek tersebut.
Beberapa waktu kemudian saya mendapatkan kabar kalau rekan setim saya akan bertugas pada proyek baru yang awalnya dijanjikan untuk diberikan kepada saya. Pada saat itu memang saya sempat kesal, namun akhirnya saya berusaha menerima, karena dari segi pengalaman saya masih kurang dibandingkan dengan teman saya. Apa yang terjadi selanjutnya, yaitu teman saya tersebut mengundurkan diri dari pekerjaannya dan posisinya masih kosong karena senior-senior yang lain juga tidak mau berkecimpung dalam proyek tersebut karena deadlinenya yang sangat cepat, bahkan itu bisa dikatakan sangat mustahil untuk dilakukan. Hal ini terjadi karena sistem penjualan yang memberikan janji-janji manis kepada pelanggan.
Pada akhirnya, saat perusahaan mengalami tekanan dari pihak pelanggan yang baru dan kekurangan sumber daya dari dalam, ada suara dalam hati saya kalau Tuhan telah merencanakan sesuatu yang indah buat saya, dimana saya berada di dalam sebuah proyek dengan deadline yang lebih wajar. Kalau saya berada di proyek yang sebelumnya sudah dibebankan untuk saya, mungkin saya akan mengalami banyak kesulitan yang datangnya dari berbagai segi karena kurangnya pengalaman di dalam bidang ini. Untuk itu, saya sangat bersyukur dengan keadaan sekarang, dimana Tuhan memberikan saya jalan yang terbaik dan waktu pembelajaran yang cukup dalam memulai karir baru saya...
Apa yang kita lihat di awal mengecewakan, belum tentu itu mengecewakan kita nantinya. Tuhan tahu yang terbaik untuk kehidupan kita masing-masing...
God bless you all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar