Rabu, 06 April 2011

Ketika Jalan Buntu.

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”
-Lukas 1;37

Bagaimana rasanya menghadapi masalah atau kesulitan hidup yang mahaberat? Segala upaya telah dilakukan habis-habisan, tetapi mengalami jalan buntu. Kepala rasanya mau pecah. Dada terasa sesak, sulit bernapas. Gelisah, sulit tidur. Makan terasa tidak enak. Hidup terasa gelap. Tidak tahu lagi harus berbuat apa. Tidak bisa tersenyum!
Memang! Begitulah jika kita mengalami jalan buntuh dalam mengatasi persoalan hidup yang rumit dan berat. Sepertinya sudah tidak ada yang bisa kita harapkan lagi. Kita sudah kuwalahan. Kita beranggapan bahwa persoalan berat yang kita hadapi sudah tidak mungkin teratasi.
Mengapa begitu? Karena pikiran dan perasaan kita terpusat hanya pada persoalan berat yang sedang kita hadapi. Pikiran dan perasaan kita terpaku hanya pada kemampuan atau kekuatan diri sendiri, sementara kemampuan atau kekuatan kita terasa tidak mencukupi untuk menyelesaikan persoalan hidup yang mahaberat tersebut. Lalu kita merasa berada pada jalan buntu. Kita menganggap persoalan kita tidak mungkin teratasi.
Padahal, jika kita tidak terpaku hanya pada persoalan rumit yang sedang kita hadapi, dan kita juga tidak terpaku hanya pada kekuatan kita sendiri, persoalan seberat apa pun masih dapat teratasi. Lalu, kita harus bagaimana? Pusatkan perhatian dan pandanglah kepada Allah! Percaya dan berharap kepadaNya! Allah Yang Mahakuasa! Allah yang mampu mengatasi dan menyelesaikan kesulitan apa pun! Bagi Allah tidak ada yang mustahil! Meskipun menurut nalar dan perhitungan manusia mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Kita tentu masih ingat kesaksian Alkitab, yaitu dalam Keluaran 14, mengenai bagaimana Allah menolong bangsa Israel yang saat itu berada dalam kesulitan besar. Pada saai itu bangsa Israel baru saja keluar dari tanah Mesir tempat mereka cukup lama diperbudak. Namun, baru saja bangsa Israel keluar dari Mesir, Firaun, raja Mesir , menginginkan bangsa Israel kembali ke Mesir untuk diperbudak lagi. Oleh karena itu, Firaun dengan membawa pasukannya, mengejar bangsa Israel. Padahal, kalau bangsa Israel tidak lari, jelas akan tertangkap oleh Firaun dengan pasukannya. Namun, jika maju terus, dihadapannya terbentang Laut Teberau. Maju kena, mundur kena! Bangsa Israel terjebak dalam kesulitan yang mahaberat. Menurut perhitungan manusiawi, jelas bangsa Israel mustahil dapat lepas dari kesulitan besar itu. Bangsa Israel mengalami jalan buntu! Namun, Allah tidak mengenal jalan buntu! Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Dengan perbuatan-Nya yang ajaib, Allah melepaskan bangsa Israel dari kesulitan besar itu. Allah melepaskan bangsa Israel dari kesulitan besar itu. Allah, dengan kuasa-Nya, membela air Laut Teberau, sehingga bangsa Israel bisa melewati Laut Teberau itu. Ketika bala tentara Mesir mengikutinya, Allah membuat air Laut Teberau berbalik seperti semula dan menenggelamkan mereka. Bagi Allah tidak ada yang mustahil!
Kita tentu juga masih ingat kesaksian Alkitab dalam Lukas 1:26-37 mengenai pemberitahuan kepada Maria tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Allah mengutus malaikat Gabriel untuk memberi tahu perawan Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, yaitu Yesus. Tentu saja Maria terkejut dan heran. Bagaiman mungkin ia yang masih perawan dan belum bersuami akan mengandung?! Menurut perhitngan manusiawi hal itu mustahil! Bukankah seorang perempuan baru bisa mengandung kalau sudah melakukan hubungan seksual layaknya suami-istri? Namun, malaikat Gabriel mengatakan bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Dan memang benar bahwa kenyataannya Maria mengandung dan melahirkan seorang Anak laki-laki yang diberi nama Yesus.
Dua peristiwa dalam Alkitab tersebut bukan sekedar cerita, melainkan sungguh-sungguh menyatakan kuasa Allah yang hebat. Menyatakan bahwa Allah berkuasa melakukan apa pun yang menurut perhitungan akal dan kemampuan manusia mustahil. Kita mempercainya? Di sinilah letak penentunya! Artinya, ketika kita memandang dua peristiwa kesaksian dalam Alkitab tersebut sekedar cerita omong kosong masa lalu, kita tidak akan memperoleh apa-apa dari kesaksian tersebut. Namaun, ketika kita sungguh-sungguh mempercayai kesaksian Alkitab tersebut sebagai kesaksian yang menyatakan bahwa Allah mampu atau berkuasa melakukan segala sesuatu, meskipun menurut perhitungan akal dan kemapuan manusia mustahil, maka keyakinan seperti itulah yang membuat kita bisa menghadapi kesulitan hidup dengan senyum, betapapun beratnya. Karena dari kesaksian itu kita ditunjukan bahwa Allah mampu dan berkuasa melepaskan kita dari segala macam persoalan hidup yang sedang kita hadapi, bagi Allah tidak mustahil untuk menyelesaikannya. Allah tidak mengenal jalan buntu!
Bahkan, mengenai dosa kita pun, Allah mampu membereskannya. Padahal, kita sendiri atau siapa pun selain Allah, mustahil mampu memberekan dosa kita. Dengan jalan apa pun, atas dasar upaya kita sendiri untuk menghapus dosa kita, selain menemui jalan buntu. Namun, Allah berkuasa menghapus segala dosa kita. Apa pun dosa kita! Dan, itu sudah dilakukan-Nya melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, segala persoalan yang sedang kita hadapi, betapapun berat dan rumitnya, bersama Allah, hadapilah dengan senyum! Semua pasti teratasi! Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil! Hanya ada satu hal yang mustahil bagi Allah. Apa itu? Renungkanlah cerita berikut ini. Seorang guru agama kristiani sedang mengajar tentang pribadi Allah. Guru itu berkata kepada para siswanya, “Hari ini kita akan mempelajari pribadi Allah. Menurut kalian bagaimana pribadi Allah itu?” Seorang siswa dengan penuh percaya diri menjawab, “ Allah itu Mahakuasa! Tidak ada yang mustahil bagi Allah!” Sang guru dengan cepat menanggapi, “O… tidak! Ada satu hal yang mustahil bagi Allah! Siswa itu dengan cepat pula bertanya, “Apa itu?” Guru agama itu menjawab, “Allah mustahil berbuat dosa dan kejahatan!” Benar juga, ya….?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar