Rabu, 30 Desember 2009

Selalu untukmu (3)

sebaris ombak yang berguLung
tak mampu menghaLangi
kapaLku gagah dan kokoh
tak tertandingi oLeh apapun

satu kegagaLan yang pernah diaLami
tak ingin teruLang kembaLi
denganmu ku ingin berLayar dengan tenang
berada daLam Lautan teduh yang ku mau

E.. Love you nonstop

Selasa, 29 Desember 2009

Selalu untukmu (2)

Kau yang membuat aku begini
perasaan sayang yang tiada akhirnya
sekarang telah kudapati apa yang kumau
semoga semua ini berjalan dengan indah

ku harap masa lalumu tetaplah masa lalu
jangan kau biarkan ada diantara kita
bagiku itu sangat menyakitkan
karena aku yang terlalu sayang kamu

kuharap kau mengerti dengan semua ini
tolong..
yang kumau kau selalu ada buat aku
karena aku kan selalu ada buat kamu
aku.. yang terlalu sayang sama kamu

E.. Love you nonstop

Senin, 28 Desember 2009

Selalu untukmu (1)

Malam boleh larut
tapi perasaan ini gak akan bisa terlarut dalam malam
karena besok harus ada senyum yang manis
buat dia yang termanis

E.. Love you nonstop

Ombak Pantai,..

Ombak pantai
Mengalun tenang dalam damai
Menggulung setiap nada indah
….
Ombak pantai
Membawa ketenangan
Setiap Jiwa yang luka
Namun..
Ombak dapat bawa kehancuran
Akan semua rasa yang di miliki
…..
Andaikan ku ombak
Ingin kuhancurkan orang-orang yang buatku sakit
Tapi aku bukan ombak
Aku adalah aku
Dilahirkan dengan perjuangan, dan rasa

Setitik rasa dalam balutan hati
Apabila luka susah terbalut
Ingin menghancurkan
Agar semuanya dapat merasakan sakitnya

ruang sempit berdebu,..

gaduh rindu kian gemuruh
debaran lagi tak menyentuh
namun tetap saja rinduimu

rasamu menyelinap diantara sel hati yang kunamai rindu
ruang sempit berdebu disana terpadatimu, dan kau bilang itu sayang

di bawah jantung ada diafragma yang memisahkannya dengan hati
itulah sekat yang tak dapat kita lewati
jembatan rapuh yang tak kita coba seberangi
jurang gelap yang tak ingin kita terangi
itu juga mengapa kau hanya meliuk di jantng
takut tersangkut bersama sekat
acuhkanku membusuk bersama hati

senaif itulah kamu..

serela itulah aku..

si jujur si bohong jatuh cinta,..

barusan
tak
sengaja
jatuh
cinta
tik
tok
tik
tok

- beneran?
+ ia
- masa
+ konyol
- takut
+ katakan
- ga
+ sekarang
- ga
+ SEKARANG!
- baiklah

si jujur teriak si bohong untuk jujur

maaf tak sudi jatuh cinta!

Beda sayang..

aku merangkak di saharamu yang gersang
hadirmu saja tak cukup sejukkanku
aku ingin tetesmu cukup melumpuhkanku
dan aku hanya akan melamunimu
536 putaran silender dan kecepatannya masih
mengungguli rasa sayangmu..
berikan aku seutuhnya
tak cukup 330 derjat, aku butuh 360. titik.

Risalah Sekeping Hati,..


Setiap manusia terlahir dengan dua kepingan hati yang terpisah, dan sudah merupakan fitrah bagi tiap kepingan hati untuk saling mencari, saling melengkapi. Terkadang beberapa kepingan harus mengitari separuh dunia untuk bisa bertemu. Namun terkadang beberapa di antara mereka tak harus ke mana-mana karena kepingan hati yang dicarinya ternyata ada di dekatnya dan tinggal menunggu sedikit waktu baginya untuk mengetahui kenyataan itu.

Beberapa kepingan hati memiliki kisah yang berakhir bahagia. Mereka bertemu, saling mengungkapkan perasaannya masing masing, lalu kemudian mereka dipersatukan oleh sebuah ikatan. Namun hidup tak sedemikian indah bagi beberapa kepingan hati yang lain. Tak cukup waktu bagi mereka untuk saling bertemu. Entah karena maut yang terlalu cepat menghampiri, atau memang karena tinta nasib telah menuliskan bahwa sang kepingan hati tak akan pernah bersatu.

Di atas semua itu, semuanya kan terasa begitu menyakitkan tatkala pencarian sang kepingan hati telah sampai pada bagian tersulitnya; cinta yang tak bisa terungkapkan. Saat itu, kegentaran telah merajai singgasana-singgasana kecil di tiap sudut sang kepingan hati, dan mengalahkan semua cinta yang dimilikinya. Saat itu, saat pasir waktu telah menumpahkan butiran terakhirnya, rasa cinta yang dipendam oleh sang kepingan hati perlahan ‘kan menjelma sebagai duri-duri kenangan yang ‘kan menusuknya dengan sejuta racun penyesalan. Sakit. Sang kepingan hati akhirnya harus hidup dengan menanggung rasa sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia kan terus membawa luka yang takkan pernah bisa disembuhkan hingga akhirnya ajal menjemputnya menuju ke alam keabadian.

Demikianlah risalah sebuah hati, dua kepingan yang terpisah. Dan untuk menyatukannya, semua yang kau butuhkan hanyalah cinta. Jadi, sebelum malam mengepakkan sayap-sayap hitamnya, sebelum senja mengubur harapanmu akan kehangatan sang mentari, ucapkanlah cintamu. Katakan, bahwa kau kan selalu ada untuk tiap sepinya, ceriakan sedihnya dan bahwa kau akan menjadi seseorang yang kan menghapus tiap tetes airmata yang mengalir di kedua pipinya.

Bukan puisi cinta,..

Ini bukan puisi cinta… Hanya deru rindu yang berkecamuk dalam kelu tak henti menunggu kehadirannya…

Ini bukan puisi cinta… Bukan pula prosa cinta nan indah yang terangkai oleh pujangga ternama…

Ini bukan puisi cinta.. Hanya curahan kekhawatiranku akan keberadaannya..

Ini bukan puisi cinta.. Yang bisa memabukkan jiwa dan raga yang terpesona oleh asmara..

Ini bukan puisi cinta… Hanya luapan kegundahan yang tiba-tiba menyergap di derasnya hujan yang membabi buta…

Ini bukan puisi cinta.. Sekedar kalut yang selama sekian menit bergentayangan dalam benak dan senantiasa bertanya-tanya: Apakah Kau baik-baik saja, Pujanggaku?

Mencintai cinta,..

kurasakan itu cinta,
saat harap hanya menguap
saat ingin menjadi dingin
beku
ada yg menggelitik relung jiwa
ada yang membisikkan bias-bias kerinduan
Lalu kutaruh di ruang hampa hatiku
sebuah nama
dan nama cintaku
cukup DIA saja yang tahu

Jangan memendam cinta daLam hati,..

Memendam cinta dalam hati?? Hmmm…hal ini akan wajar kalau yang melakukan perasaan terpendam itu adalah seorang cewek. Tapi ga akan wajar kalau yang memendam perasaan cinta, suka dan perasaan nafsu adalah seorang cowok. Banyak cowok yang termasuk saya sendiri melakukan pendam memendam perasaan dalam hati, padahal jelas-jelas cinta banget sama si. Kita para cowok sering sekali menebak-nebak dan menerka-nerka hati seseorang, padahal tebakan kita sering salah. biasa lupa sama pepatah bahwa dalamnya lautan bisa diukur pake penggaris, dalamnya hati siapa tahu. Contoh saja nih pada diri saya sendiri, saya sering nebak kalo si A ini ga mungkin suka sama saya dan pasti akan nolak saya, padahal belom mencoba PEDEKATE malah dah minder duluan. Padahal kalo dicoba hasilnya masih fifty-fifty. Ada juga pengalaman saya tentang si A yang perhatian banget ma saya, saya apa-apain mau (maksudnya saya suruh-suruh bantu kerjain tugas-tugas kuliah) eh ternyata nan jauh disana dia udah punya pacar. Langsung saya perlahan-lahan menjauh tanpa mau mengatakan sebenarnya saya cinta banget ma dia. Meskipun sudah diberikan konsep oleh salah satu teman saya mas eko dan mbah indri (pakar cinta) sebelum janur kuning melengkung dan mengering, harusnya ungkapin saja rasa sayang dan cintamu, karena masih sah milik bersama.

Oke kembali ke topik memendam cinta dalam hati. Kalau saya sarankan pada semua cowok diseluruh dunia lebih baik jangan deh.. sakiiiiiiitttt

Garis waktu,..

Sore beranjak malam dan hujan setia turun dengan deras.
Beberapa deret meriam raksasa di sela-sela beberapa gedung, serta belasan unit jin menyedot padangan Profesor Irene pada riset yang pernah ia jalani.
Kelebat-kelebat cahaya halus juga sesekali melintas di langit.
Terkadang, beberapa dentuman meriam menyambut serbuan garis-garis cahayanya.
Tak ketinggalan pula, beberapa unit jin segera lepas landas.

4 Hal yang tak mungkin kembali

Seorang gadis muda menunggu penerbangannya di ruang tunggu sebuah bandara yang super sibuk
Karena harus menunggu berjam-jam, dia memutuskan membeli sebuah buku untuk menghabiskan waktunya. Dia juga membeli sebungkus kue
Dia duduk di kursi bersandaran tangan, di ruang VIP bandara, untuk istirahat dan membaca dengan tenang
Di sisi sandaran tangan di mana kue terletak, seorang laki-laki duduk di kursi sebelah, membuka majalah dan mulai membaca
Ketika ia mengambil kue pertama, laki-laki itu juga turut mengambil. Si gadis merasa gemas tapi tidak berkata apa-apa. Dia hanya berpikir:
“Lancang benar! Bila saya nggak sabaran sudah kugebuk dia untuk kenekatannya!”
Untuk setiap kue yang dia ambil, laki-laki itu turut mengambil satu.

Ini sangatlah membuatnya marah namun si gadis tak ingin sampai timbul kegaduhan di ruang itu
Ketika tinggal satu kue yang tersisa si gadis mulai berpikir:
“Aha…bakal ngapain sekarang orang yang nggak sopan ini?”

Lalu, laki-laki itu mengambil kue yang tersisa, membaginya dua, lalu memberikan yang separuh padanya.
Benar-benar keterlaluan!
Si gadis benar-benar marah besar sekarang!

Dalam kemarahannya, dia mengakhiri bukunya, dikemasnya barangnya lalu bergegas ke tempat boarding
Ketika sudah duduk di seat-nya, di dalam pesawat, dia merogoh tasnya untuk mengambil kacamata, dan….,

dia sontak terkejut,

sebungkus kuenya masih ada di dalam tas, tak tersentuh, tak terbuka!
Dia merasa sangat malu!! Dia sadar telah keliru…
Dia lupa kalau kuenya masih tersimpan di dalam tas.
Laki-laki tadi telah berbagi kue dengannya, tanpa merasa marah atau sengit
…ketika si gadis amat marah, berpikir bahwa ia telah berbagi kue dengan laki-laki itu.
Dan kini tidak ada lagi kesempatan untuk menerangkan kelalaiannya..,juga untuk meminta maaf

Moril dari kisah ini
Ada 4 hal yang tak dapat kembali..

Batu… …setelah ia dilontarkan!
Kata… …setelah ia diucapkan!
Kesempatan… …setelah ia hilang!
Waktu… …setelah ia berlalu!

Sabtu, 26 Desember 2009

X, My LoveLy

ini adalah cerita yang sudah aku kemas kembali menjadi lebih simple dari ke delapan bagian cerita yang sudah pernah kalian baca sebelumnya ‘X my LoveLy’ sorry banget buat kalian yang sering comment delapan bagian cerita, aku akhirnya delete semua karena takut cerita aku di bajak sama orang lain untuk kepentingan pribadi. Thanks juga ya sudah mau ngasih masukan buat cerita cerita aku, Love you friend^^

ini adalah sebuah kisah nyata yang dijalani oleh seorang calon dokter, calon insinyur dan fotografer yang handal sebut saja Ben namanya, bagi yang bernama Ben sorry ya aku minjam nama kamu sebentar dulu.. *ho ho ho* Ben adalah seorang yang memiliki karakter pribadi yang sangat keras, apa yang dia ingini harus dikabulin entah itu hal yang baik maupun yang kurang baik sekalipun, ia juga adalah salah satu dari sekian banyak orang yang dekat banget sama TUHAN YESUS, walaupun badai sekalipun imannya gak bakalan goyah sedikitpun, tantangan bagi dia adalah sesuatu yang sangat biasa banget but Jesus number one dalam hidupnya itulah prinsip yang dia pegang dalam kehidupannya setiap hari bahkan sampai mati & cacing cacing menggrogoti tubuhnya. Ben juga adalah sosok manusia yang sangat relegius, setia, jujur, murah senyum, gak plin plan, dan sangat menjunjung tinggi yang namanya kesopanan. dia hanya memiliki kesemptan berbohong kepada seseorang hanya tiga kali dan itu tidak bisa lebih dalam hidupnya dia belum pernah berbohong kepada siapapun sebanyak tiga kali karena baginya kebohongan akan melumpuhkan kepercayaan dan jati diri seseorang.

Manusia sangat lemah banget ketika terjangkit virus yang namanya LOVE, apa saja akan dilakukan buat bisa ngedapatin apa yang yang mereka inginkan, ben salah satunya. Virus yang begitu cepat merasuki kehidupannya dia ternyata bisa membuat sosok seorang ben berani mengambil suatu keputusan yang wauw di luar dugaan kita. Suatu ketika lewat perkenalan dengan si DIA sebut saja x, hari itu hari kamis malam. Perasaan kagum itu mulai ada dalam perbincangan mereka dan dari situlah ben mulai mengagumi sosok x walaupun kata katanya yang begitu angkuh, sombong, sok ngetop, seolah olah si x yang terbaik dari semua yang baik baik, tidak tahu kenapa ben bisa mengagumi sosok seorang x yang sifat awalnya kebaca lewat pesan pesan pendek. Inikah yang dinamakan LOVE? Entahlah, bagi ben apa yang dia jalani kalau itu baik semua itu akan berjalan mulus adanya. Hubungan yang tidak begitu akrab dijalani oleh mereka kurang lebih setengah tahun salah satu penyebabnya adalah beda kota, hari terus berlalu dan musim terus berganti si ben semakin kagum sama x dan rasa ketertarikan itu mulai ada, segala usaha dilakuin ben biar bisa ngedapatin x, PDKT dijalani ben tapi x sepertinya sama sekali tidak tahu apa yang sedang di lakuin ben^^ oh ia, setelah ditelusuri lebih jauh ternyata apa yang ben pikirkan tentang x semua itu melenceng bangat dari sifat aslinya x, ternyata x adalah sosok yang sangat baik, kata katanya manis banget seperti orangnya *he he he* suaranya apalagi.. hmmmm seng ada lawang (ambon mode on), suatu jalinan persahabatan mulai ada dan dari situlah ben berinisiatif buat ngejadiin x sebagai obyek pada pemotretannya dan….. dari situ juga mereka bisa ketemu dan lebih dekat lagi walau itu cuman hanya hubungan sebagai fotografer dan seorang model. Di bicarakan dan si x pun setuju. ingin memberi kejutan alhasil malah grogi dan semuanya cancel begitu saja. ben melakukan perjalan yang cukup jauh semata mata buat ketemu x tapi nihil hasilnya, ben ternyata belum siap dengan apa yang nantinya akan dilakukannya, baginya semua ini terlalu cepat buat ngungkapin kalau rasa kekaguman itu sekarang sudah berubah menjadi rasa sayang yang selalu memberi warana dan semangat yang lebih buat ben. Ben akhirnya balik ke kotanya dan menjalani rutinitas sebagaimana mestinya namun sosok x selalu ada buat mengisi kehidupannya ben walaupun komunikasi mereka tidak jalani lagi beberapa bulan disebabkan kesibukan masing masing. Namun itu tidak bisa sedikitpun mengusir rasa sayang ben kepada x. *ben terlalu sayang bangat sama x* hmmmmm waktu begitu panjang bangat, rasa kangen itu mulai mengusik kehidupannya ben. Doa dan doa yang dijalaninya dan akhirnya pesan singkat itu masuk membuka suatu hubungan lagi yang dulu sempat putus *thx god* sempat teriak teriak histeris ketika membaca pesan singkat itu. Akhirnya semua berjalan dengan normal lagi. Liburan, ben mengunjung Paris dan apa yang terjadi di sana sosok seorang x muncul dihadannya ben, namun semua itu hanya kemiripan. Ben mulai menunjukan eksistensinya sebagai fotografer yang baik^^ di tawari dan akhirnya potret potret juga.. pesan itu masuk lagi dan rasa sayang itu semakin bertambah.. balik kekotanya dan apple menjadi tempat cerita perjalan mereka sampai sekarang.

December is miracle, perasaan ben tidak bisa dibendung mungkin karena bendungannya tidak mampu berfungsi selayaknya lagi satu kata TAKAN TERGANTI buat si x dalam kehidupannya ben. Waktu itu sekitar jam 10 malam ben pengen negeluarin apa yang dia rasakan selama ini kepada x.. keringat, gementar, gugup, bisu seribu bahasa, dan masih banyak lagi yang membuat ben grogi ngobrol sama x.. semuanya terungkap sudah, dua teori yang dikeluarun dari mulutnya (1) apa yang kita pikirkan semuanya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata (2) semua itu perlu di ungkapkan untuk mencapai suatu penjelasan yang jelas.. awalnya memang membingungkan namun semua terjawab sudah cerobong asap terisi dengan gifft xms yang ben inginkan selama ini. ben di terima sebagai pacarnya x. keharuan itu muncul begitu saja namun sedikitpun gak ditunjukin ben. butuh kesabaran & kerja keras buat ngedaaptin x. x I love you nonstop.. itulah kata ben..



Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi
Tak pernah kukira bahwa akhirnya
Tiada dirimu di sisiku

Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan
Semua tak 'kan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Tak pernah kuduga bahwa akhirnya
Tergugat janjimu dan janjiku
^^

DUET SAMA RONNY SIANTURI LAGI,..

Salah satu vokalis trio libels Ronny sianturi namanya ternyata sangat baik dari yang pernah saya bayangkan sebelumnya. Berawal dari perkenalan lewat duet & promo album perdana saya tahun 2007 *nyanyian hamba* ternyata bisa akrab sampai sekarang 2009. setahun gak pernah informasi dari masing masing eh tiba tiba dimintain duet pas malam natal & natal kedua di gereja.. Kaget banget pas ditawarin duet sama rony sianturi, sosok seorang kakak yang sangat dahsyat bangat buat saya. awalnya saya mikir bakalan duet sama maria shandy karena plan dari gereja emang kayak gitu eh ternyata sama si ronny, pas nyampe digereja saya kaget+skot jantung yang sangat luar biasa, si ronny lagi ngobrol sama panitia & saya bingung harus ngapain^^ saya berinisiatif untuk hanya duduk dikursi paling belakang dan mulai mempelejari improvisasi lagu lagu yang sebentar akan dinyanyiin bareng ronny sianturi.. Hampir setengah jam saya mempelejari dan berhasil taklukin not not yang ada tiba tiba ada yang ngomong haLoooo... dengan suara bijaknya, pas aku liatin ternyata ronny lagi berdiri didepanku dan ngomong ayo kita cek sound, tapi anehnya sebelum itu kita kenalan lagi. dalam hati saya; kita kan udagh saling kenal malah pernah duet di album pertama saya juga, sombong apa pikun ni orang?! saya pun berinisiatif buat tidak nyebutin nama asli saya dulu, sebastian adalah nama yang saya pakai saat itu untuk perkenalan dengan si ronny.. Hmmmm kita pun siap untuk cek sound pas dipanggil sama panitia natal 2009. Cek.. cek.. cek.. cek.. *cek mike* lagu pertama dia sempat kaget+bingung itu terlihat bangat pas dengarin suara saya tidak kenapa sampai segitunya saya diplototin sama dia.. Lagu pertama selesai dinyanyiin terus sekarang dilanjutin lagu kedua dan diluar dugaan saya lagu kedua diganti dari jinggle bells menjadi The prayer, ni lagu kan saya pernah nyanyi sama dia & eka delly. Dengan santai kita bernyanyi dan apa yang saya lihat; mata dan mukanya mulai menunjukan penasaran dan itu terlihat jelas banget.. Selesai nyanyi dan saya segera menuju kursi bagian belakang karena kebetulan teman gereja saya juga lagi duduk disana buat ngejagain bawahan saya.. pas mau duduk ronny sudah didepan dan saya pun kaget banget pas ngelihatin dia dengan wajah penasarannya itu, temanku yang bersebelahan langsung pindah ke depan buat menjauh dari kita. Ronny duduk dan mulai bertanya sejak kapan ganti nama? Saya yang saat itu make topi+kacamata langsung gugup namun berhasil kontrol emosi dan berang mengatakan saya tidak pernah menggantikan nama *sebenarnya sikh ia* dia pun tersenyum dan menanyakan kamu suka gak sama mr bean? Tanpa hitungan tiga saya pun mual dan reaksi muntahpun keluar.. Cuman si ronny aja salah satu dari teman teman aku yang tahu banget apa yang aku suka dan apa yang aku gak suka^^ diapun melepas topi & kacamata saya.. dan dari reaksinya kelihatan dia senang banget, dipeluk dan ngucapin apa kabar adiku sayang? saya hanya diam soalnya reaksi muntah itu masih ada. diapun ketawa terbahak bahak kalau ternyata selama kurang lebih setahun saya telah berubah bangat tapi satu yang gak pernah berubah masih tetap takut dan jijik sama yang namanya mr bean *sumpah saya nulisin mr bean ajagh reaksi muntah datang berulang ulang* kitapun ketawa ketiwi dengan bangganya.. Ha ha ha ha, suatu pertemuan yang sungguh bermakna.
Kitapun mulai ngobrol panjang lebar nanya nanyain pacar keluarga inilah itulah pokoknya banyak banget degh pertanyaannya maklum setahun lebih gak pernah komunikasi dan hasilnya seperti ini. kita sama sama kenalin pacar dan diapun ngomong ternyata kamu masih awet sama pacarmu yang dulu itu ya.. Bagus kata dia^^ jadiannya tanggal 24 jam 24:00 ia kan tanya dia? Bayangin degh rampe dia tau tanggal jadian saya sama my sweat heart yang sekarang lagi kuliah di USA oxford university.. kagum banget degh pokoknya punya sosok kakak yang bisa seperti kayak gini^^ Sam.... Opung saya manggel, eh ternyata opung udagh jemput:) jangan salah loh opung saya gaul abis, keren, belum beruban kok dia.. kan masih 27 tahun^^ opungpun salaman sama ronny, *udagh kenalan sebelumnya/teman lama* dan kata opung; Loh kamu kok ada disini? Kpn datang? Ngapain? Pokoknya banyak banget pertanyaanya sampai gak nyadar kalau udagh jam 3 siang.. Kitapun menuju salah satu cafe ternama di kota ini & nyam nyam nyam sampai benar benar kenyang, balikin rony ke hotel dan saya sama opung tersayang pergi nyari sepatu @sogo buat ntar malam walaupun sepatu dirumah udagh banyak banget^he he he.. selesai itu perawatan bentar dan pulang *istirahat* siapin kondisi buat ntar malam duet sama ronny sianturi^.^

Jumat, 25 Desember 2009

KEMULIAAN ALLAH..

Tidak ada peristiwa lain dapat menceritakan kemuliaan Allah
selain penyataan diri Yesus yang menjadi manusia.
Tidak ada hal lebih indah yang dapat menggambarkan kasih Bapa,
selain kehadiran kristus, Terang Ilahi
yang datang dan menghalau segala bentuk kegelapan di dunia
. . .
Maka, pertemuan istimewa, layaknya menjadi
kesempatan untuk kita temukan kembali
makna kasih Allah bagi dunia ciptaan-Nya dan segala isinya;
inilah waktu yang amat baik untuk menambah kesukaan
serta syukur kepada Tuhan.

Karya Allah Mahakasih dimulai dengan Firman.
Firman itu bersama sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Diat tidak ada satu pun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan
dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia.
Layaknya kita memperingati kedatangan dan kehadiran-Nya dengan
sukacita dan kekhusukkan beribadah kepada Allah.

Bams dengan Malam Natalnya..

Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya sosok seorang seorang bams yang selalu ngerayain malam natal bersama keluarga besarnya akhirnya harus ngerayainnya tanpa kehadiran mereka. Menantikan dan akhirnya ting.. ting.. ting.. lonceng besar dirumahnya berbunyi menunjukan jam 24:00.. keharuan mulai dirasakan oleh bams, sang bayi malaf telah lahir dengan kehinaannya untuk menebus dosa dosa manusia itu adalah salah satu dari seribu alasan mengapa si bams menangis, rutinitas malam natalpun dijalanin tapi kali sangat berbeda dari sebelum sebelumnya. Doa dipanjatkan, syukur dan terima kasih itu sudah pasti dan sederet permohonan dan pengampunan keluar dari mulut begitu saja. Mata kebanjiran dengan derasnya bak hujan yang tiada hentinya..

bams adalah seorang yang mengidap kanker otak dari sekian banyak orang yang ada di dunia, ia berjuang melawan kematian memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk tetap hidup & menikmati alam semesta.. Malam natal merupakan saat yang paling tepat baginya buat minta gift christmas/kado natal dari Tuhan & itu sudah dilakuinnya sejak ia mengidap kanker otak, permintaannyapun tetap sama yaitu BISA TETAP HIDUP & DAPAT MEMBERIKAN YANG TERBAIK BUAT TUHAN, ORANG TUA, SAUDARA, SAHABAT, PACAR & SEMUA ORANG. malam natal ini 24-12-2009

Rabu, 23 Desember 2009

Gift x`ms terindah,..

Matahari bentar Lagi akan bersinar
ayam pun siap berkokok dengan merdunya
burung burungpun tak mau diam, berkicau dengan merdunya
apaLagi aku yang teLah dibangunin

senyum terindah aku simpuLin buat DIA yang ada disana
kata sayang muLai terdengar
i Love you apaLagi?!
gifft christmas yang terindah teLah kudapati

terima kasih..
thank you..
dangke..
buat DIA yang ada disana

i Love you..
i miss you..
buat DIA yang termanis

GOD, thanks ya^^ buat gifft christmas tahun ini

Senin, 21 Desember 2009

I LOVE YOU MOM,..


Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur
la menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya
Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek
la pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:

Untuk memotong rumput .... 2 Dinar
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini .... 1 Dinar
Untuk pergi ke toko disuruh ibu .... 1/2 Dinar
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja .... 1/2 Dinar
Untuk membuang sampah .... 1 Dinar
Untuk nilai yang bagus .... 3 Dinar
Untuk membersihkan dan menyapu halaman .... 1/2 Dinar
Jadi jumlah utang ibu adalah .... 8 1/2 Dinar

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap
Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu
Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya
Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, .... gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, .... gratis
mengobati kamu dan mendoakan kamu, .... gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, .... gratis
Kalau di]umlahkan semua, harga cinta ibu adalah .... gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, .... gratis .. gratis anakku
.... dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, ....
akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah .... gratis

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya
Sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya
Dan berkata, " .... Ibu, .... aku sayang sekali sama ibu"


Kemudian ia mengambil pulpen
Dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar:

"LUNAS"

Sabtu, 19 Desember 2009

Dua Puluh Lima Desember


Tanpa terasa satu bilangan tahun lagi hampir kita lewati dan masukkan dalam gudang kenangan. Berbagai pergumulan dan sejumlah anugerah telah kita nikmati. Tahun yang baru telah siap menyambut kita dengan segala kerumitan dan kebahagiaan di dalamnya. Memasuki bulan Desember, segenap orang Kristen dan gereja sibuk mempersiapkan diri untuk memperingati hari Natal. Sejauh manakah kita mengenal akan tanggal yang selalu diperingati sebagai hari Natal itu?

Tahun Kelahiran Yesus

Kita dan penanggalan internasional setiap tahun selalu menempatkan hari Natal pada tanggal 25 bulan Desember, dan menceritakan kepada anak Sekolah Minggu kita itulah tanggal kelahiran Yesus. Sebagian orang (termasuk salah satu media massa yang terbit di Jakarta baru-baru ini), dengan pemikiran kalau dalam bahasa Inggris ada sebutan 'Before Christ (B.C.)' atau 'Sebelum Masehi (S.M.)' untuk menyebut tahun-tahun sebelum kelahiran Yesus dan 'Anno Domini (A.D.)' atau 'Masehi (M)' untuk tahun sesudahnya, maka mereka menganggap Yesus lahir tepat pada tahun 0 Masehi. Padahal sebenarnya tahun 0 Sebelum Masehi dan/atau tahun 0 Masehi itu tidak pernah ada. Jadi kalau begitu, tahun berapakah Yesus lahir? Sebagian orang yang lain berpegang bahwa tahun 4 Sebelum Masehi adalah tahun kelahiran Yesus. Mengapa bisa begitu? Bukankah digunakannya tahun 'Masehi' adalah untuk memisahkan tahun sebelum dan sesudah kelahiran Yesus?

Menurut catatan Flavius Josephus, seorang ahli sejarah yang hidup pada tahun 37-100 Masehi (jadi tidak terlalu jauh dari masa kehidupan Yesus), dapat diketahui bahwa Herodes yang disebutkan dalam Matius 2:1 ".... pada jaman Raja Herodes .." adalah Herodes Agung, yang hidup dari tahun 73-4 Sebelum Masehi. Raja Herodes inilah yang menyebabkan Yesus diungsikan ke Mesir. Baru setelah kematiannya, Yesus kembali dari pengungsian (lihat Matius 2:19-20). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa Yesus dilahirkan sekurang-kurangnya beberapa tahun atau bulan sebelum 4 S.M. Dan menurut dugaan yang lazim, kelahiran Yesus adalah antara tahun 8 dan tahun 5 s.M.


Benarkah Yesus Lahir Tahun 5 s.M.?

Pada jaman itu, tahun dalam kekaisaran Romawi dihitung dari tahun berdirinya kota Roma. Tahun Romawi disebut AUC, singkatan dari Ab Urbe Condita, yang berarti 'sejak berdirinya kota'. Kemudian pada abad ke-6, atas perintah Kaisar Justinian, seorang rahib bernama Dionisius Exigius membuat kalender baru. Ia mengganti perhitungan tahun Romawi dengan tahun Masehi, yang dimulai dari kelahiran Yesus. Tetapi di kemudian hari barulah diketahui bahwa ia membuat kekeliruan hitung. Ia menempatkan kelahiran Yesus pada tahun 753 AUC, padahal seharusnya pada tahun 749 atau 747 AUC. Kekeliruan ini sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Dan sampai sekarang kita pun sudah terlanjur menggunakan tahun hasil perhitungan Dionisius itu, yang sebetulnya empat atau lima tahun terlambat dari kenyataan kelahiran Yesus.


Lalu Bagaimana dengan Bulan Kelahiran-Nya?

Apabila kita melihat di peta, maka kita akan menemukan bahwa Israel terletak di sebelah utara garis khatulistiwa, hampir sejajar dengan Jepang, yang berarti bulan Desember adalah musim dingin. Bagaimana dengan catatan Injil yang menjelaskan tentang para gembala pada malam kelahiran Yesus dalam Lukas 2:8 "..gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam"? Hal ini menunjukkan bahwa kelahiran Yesus pasti bukanlah pada bulan Desember.

Seseorang bernama Klemens dari Alexandria membuat perhitungan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Pachon, yaitu tanggal 20 Mei. Tetapi itu pun bukan merupakan suatu kepastian.


Mengapa Kita Tidak Punya Tanggal Kelahiran Yesus yang Pasti?

Pada jaman itu, merayakan ulang tahun hanyalah kelaziman orang kafir. Satu-satunya ulang tahun yang kita baca di Perjanjian Baru adalah ulang tahun Herodes Antipas (lihat Matius 14:6). Dan gereja pada jaman itu tidak merayakan kelahiran Yesus melainkan kebangkitan-Nya. Baru sekitar abad ke-3, umat Kristen di Mesir mulai merayakan Natal. Tanggal yang digunakan adalah 6 Januari, bertepatan dengan suatu hari raya umum.

Gereja di Roma baru mulai merayakan Natal pada akhir abad ke-4, dan tanggal yang dipilih adalah 25 Desember. Pemilihan tanggal tersebut adalah untuk memberi isi yang baru kepada perayaan kafir yang menyambut kembalinya matahari ke belahan bumi bagian utara. Tidak lama kemudian kebiasaan merayakan Natal pada tanggal 25 Desember itu pun ditiru oleh gereja-gereja di tempat lain. Dan hingga sekarang, Natal dirayakan setiap tanggal 25 Desember oleh hampir semua gereja.

Anak Sekolah Minggu yang kritis mungkin akan bertanya: Jika demikian kenapa kita tidak menghitung ulang atau mengikuti perhitungan Klemens, yaitu merayakan Natal pada tanggal 20 Mei saja?

Dengan segala kerendahhatian dan tidak ada maksud untuk menggurui, berikut adalah beberapa hal yang saya bisa bagikan dan barangkali bisa dijadikan contoh jawaban atas pertanyaan semacam itu: Perhitungan Klemens menyebutkan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 20 Mei, namun itu pun belum pasti benar. Kenapa kita harus menggunakan tanggal yang kebenarannyapun masih diragukan?

Secara umum, sudah berlangsung selama berabad-abad, Natal dirayakan pada bulan Desember, tepatnya pada tanggal 25 Desember, kenapa kita harus menetapkan tanggal perayaan sendiri, yang lain daripada yang lain?

Kekeliruan perhitungan ini pastilah ada campur tangan dan atas ijin Allah, karena hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak mengijinkan orang untuk lebih mengutamakan atau lebih tepatnya mengkeramatkan tanggal tertentu lebih daripada yang lain; yang akhirnya justru akan melupakan bahwa rahmat, kasih dan anugerah-Nya selalu baru dan terlimpah setiap hari. Sebagai perbandingan kita dapat melihat bahwa peringatan akan Kematian Kristus atau Paskah, bukan ditentukan oleh tanggal tertentu tetapi oleh hari.

Atau perhitungan satu hari yang kita pakai sekarang, yaitu pagi-malam, yang berubah dari catatan perhitungan satu hari yang Allah berikan (lihat Kejadian 1:5, 8, 13, dst ". jadilah petang, jadilah pagi, itulah hari ..")

Bukankah kenyataannya selama ini juga sudah berlangsung, bahwa banyak gereja yang melaksanakan perayaan Natal tidak tepat pada tanggal 25 Desember?

Kesalahan tanggal dalam merayakan hari Natal, tidak akan berpengaruh terhadap iman kepercayaan dan keselamatan kita. Yang lebih utama dan terutama harus dipikirkan, ditekankan dan diajarkan dalam perayaan Natal adalah hadiah atau komitmen apa yang akan kita berikan sebagai persembahan kepada Kristus, pada saat kita memperingati hari kelahiran-Nya?

Jadi sekarang kreatifitas guru dan waktu (usia) yang tepat diperlukan untuk mengajarkan hal ini kepada anak-anak Sekolah Minggu, agar tidak membuat mereka justru menjadi bingung dan akhirnya kehilangan arti/makna yang sesungguhnya dari inkarnasi Kristus ke dunia ini.

[Diambil dari berbagai sumber] (Robby Indarjono)

--------------------------------------------------------------- From: Agus

Pada dasarnya adalah benar, terjadi kekeliruan estimasi kelahiran Yesus dalam penetapan tahun masehi. Tapi penetapan tahun masehi sendiri sebenarnya tidak dibutuhkan hanya saja dilakukan.

Mengenai natal dirayakan tanggal 25 Desember. Sebenarnya kita tidak merayakan "tanggal kelahiran Yesus" atau "ulang tahun Yesus." Yang kita rayakan adalah bahwa dalam kalender liturgi, dalam satu tahun perayaan Gereja, kita menempatkan satu hari khusus untuk refleksi dan memperingati peristiwa inkarnasi.

Kedua, peristiwa-peristiwa liturgis tidak mengimplikasikan ulang tahun atau peringatan sebagaimana dikonsepsi secara sekular. Misalnya saja, walau setiap tahun kita merayakan paskah, tapi setiap hari minggu dan ekaristi pun kita merayakan paskah kembali dan kembali lagi. Suatu anamnesis, seperti kita selalu aklamasikan pada saat doa syukur agung "Kristus sudah wafat, Kristus sudah bangkit, Kristus akan kembali."

Satu hal yang perlu dijelaskan adalah istilah "Anamnesis" ini. Kita tidak punya padanan kata yang tepat untuk ini. Anamnesis, berarti mengingat kembali tapi bukan hanya suatu peringatan abstrak dalam awang2. Suatu anamnesis menghadirkan kembali peristiwa tersebut secara aktual, atau sebaliknya, kita dibawa kembali ke dalam peristiwa tersebut sehingga menjadi partisipan nyata peristiwa historis tersebut. Dan ketika Yesus berkata pada saat perjamuan terakhir ketika Ia menyuruh para rasul untuk merayakan peringatan perjamuan tersebut, Ia menggunakan kata "anamnesis" untuk peristiwa maha-penting ini. Kitab Septuaginta juga menggunakan kata anamnesis menyangkut peringatan akan perjanjian-perjanjian yang diikat Allah dengan Israel.

Ketiga, Natal dirayakan di berbagai tempat pada tanggal yang berbeda. Pada awalnya Gereja hanya memperingati Epifani, perayaan penampakan Tuhan. Tiga peristiwa utama in one: 1) kelahiran Yesus, 2) kedatangan para majus, masa kanak-kanak Yesus dan berpuncak pada 3) baptisan Yesus, pada tanggal 6 Januari.

Kemudian Gereja di Barat mulai memisahkan pesta kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember, mungkin sebagai counter terhadap budaya pagan. Natal lebih sebagai awal dari masa Natal yang berpuncak pada Epifani. Pentingnya Natal digarisbawahi baru pada masa reformasi Protestan, ketika mereka awalnya menolak Natal dengan peyorasi sebagai bentuk keterikatan kepada Paus. Gereja Katolik melawan dengan memberikan penekanan religius kepada Natal.

Sekarang ini, Epifani di Gereja Barat malah hidup dibawah bayang-bayang Natal, suatu hal yang amat disayangkan dan menciptakan kekeliruan mengenai Natal sebagai hari kelahiran Yesus dalam arti "ulang tahun", tanpa referensi kepada Epifani.

Gereja Ortodoks, Oriental dan Katolik Timur, umumnya tidak merayakan Natal secara tersendiri tapi masih menggabungkan perayaan kelahiran Yesus dalam Epifani.

BEBAN BERAT DI SAAT NATAL

Bacaan: Lukas 4:14-21

Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub.

Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga tidak dapat melihat Sang Mesias.

Natal dapat menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi mereka yang menderita karena beban kerja yang berat, ketegangan dalam keluarga, dan kehilangan. Namun, patut diingat bahwa Kristus datang ke dunia ini untuk mengangkat kepala orang yang tertunduk karena beban berat. Yesus mengutip perkataan Yesaya untuk memberitahukan misi yang diberikan Allah kepada-Nya bagi dunia: "Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; ... untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas." (Lukas 4:18,19)
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Yesus datang untuk mengangkat beban kita sehingga kita dapat mengangkat kepala kita untuk menyambut-Nya saat Natal tiba.

Malam Saat Lonceng Berdentang

Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga daripada mendapat perak. Amsal 16:16

Suatu hari, dahulu kala, sebuah gereja yang mengagumkan berdiri di sebuah bukit yang tinggi di sebuah kota yang besar. Jika dihiasi lampu-lampu untuk sebuah perayaan istimewa, gereja itu dapat dilihat hingga jauh di sekitarnya. Namun demikian ada sesuatu yang jauh lebih menakjubkan dari gereja ini ketimbang keindahannya: legenda yang aneh dan indah tentang loncengnya.

Di sudut gereja itu ada sebuah menara berwarna abu-abu yang tinggi, dan di puncak menara itu, demikian menurut kata orang, ada sebuah rangkaian lonceng yang paling indah di dunia. Tetapi kenyataannya tak ada yang pernah mendengar lonceng-lonceng ini selama bertahun-tahun. Bahkan tidak juga pada hari Natal. Karena merupakan suatu adat pada Malam Natal bagi semua orang untuk datang ke gereja membawa persembahan mereka bagi bayi Kristus. Dan ada masanya di mana sebuah persembahan yang sangat tidak biasa yang diletakkan di altar akan menimbulkan alunan musik yang indah dari lonceng-lonceng yang ada jauh di puncak menara. Ada yang mengatakan bahwa malaikatlah yang membuatnya berayun. Tetapi akhir-akhir ini tak ada persembahan yang cukup luar biasa yang layak memperoleh dentangan lonceng-lonceng itu.

Sekarang beberapa kilometer dari kota, di sebuah desa kecil, tinggal seorang anak laki-laki bernama Pedro dengan adik laki-lakinya. Mereka hanya tahu sangat sedikit tentang lonceng-lonceng Natal itu, tetapi mereka pernah mendengar mengenai kebaktian di gereja itu pada Malam Natal dan mereka memutuskan untuk pergi melihat perayaan yang indah itu.

Sehari sebelum Natal sungguh menggigit dinginnya, dengan salju putih yang telah mengeras di tanah. Pedro dan adiknya berangkat awal di siang harinya, dan meskipun cuaca dingin mereka mencapai pinggiran kota saat senja. Mereka baru saja akan memasuki salah satu pintu gerbang yang besar ketika Pedro melihat sesuatu berwarna gelap di salju di dekat jalan mereka.

Itu adalah seorang wanita yang malang, yang terjatuh tepat di luar pintu kota, terlalu sakit dan lelah untuk masuk ke kota di mana ia dapat memperoleh tempat berteduh. Pedro berusaha membangunkannya, tetapi ia hampir tak sadarkan diri. "Tak ada gunanya, Dik. Kau harus meneruskan seorang diri."
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

"Tanpamu?" teriak adiknya. Pedro mengangguk perlahan. "Wanita ini akan mati kedinginan jika tak ada yang merawatnya. Semua orang mungkin sudah pergi ke gereja saat ini, tetapi kalau kamu pulang pastikan bahwa kau membawa seseorang untuk membantunya. Saya akan tinggal di sini dan berusaha menjaganya agar tidak membeku, dan mungkin menyuruhnya memakan roti yang ada di saku saya."

"Tapi saya tak dapat meninggalkanmu!" adiknya memekik. "Cukup salah satu dari kita yang tidak menghadiri kebaktian," kata Pedro. "Kamu harus melihat dan mendengar segala sesuatunya dua kali, sekali untukmu dan sekali untukku. Saya yakin bayi Kristus tahu betapa saya ingin menyembahNya. Dan jika kamu memperoleh kesempatan, bawalah potongan perakku ini dan saat tak seorangpun melihat, taruhlah sebagai persembahanku."

Demikianlah ia menyuruh adiknya cepat-cepat pergi ke kota, dan mengejapkan mata dengan susah payah untuk menahan air mata kekecewaannya.

Gereja yang besar tersebut sungguh indah malam itu; sebelumnya belum pernah terlihat seindah itu. Ketika organ mulai dimainkan dan ribuan orang bernyanyi, dinding-dinding gereja bergetar oleh suaranya.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Pada akhir kebaktian tibalah saatnya untuk berbaris guna meletakkan persembahan di altar. Ada yang membawa permata, ada yang membawa keranjang yang berat berisi emas. Seorang penulis terkenal meletakkan sebuah buku yang telah ditulisnya selama bertahun-tahun. Dan yang terakhir, berjalanlah sang Raja negeri itu, sama seperti yang lain berharap ia layak untuk memperoleh dentangan lonceng Natal.

Gumaman yang keras terdengar di seluruh ruang gereja ketika sang Raja melepaskan dari kepalanya mahkota kerajaannya, yang dipenuhi batu-batu berharga, dan meletakkannya di altar. "Tentunya," semua berkata, "kita akan mendengar lonceng-lonceng itu sekarang!" Tetapi hanya hembusan angin dingin yang terdengar di menara.

Barisan orang sudah habis, dan paduan suara memulai lagu penutup. Tiba-tiba saja, pemain organ berhenti bermain. Nyanyian berhenti. Tak terdengar suara sedikitpun dari siapa saja di dalam gereja. Sementara semua orang memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan, terdengarlah dengan perlahan-tetapi amat jelas-suara lonceng-lonceng di menara itu. Kedengaran sangat jauh tetapi sangat jelas, alunan musik itu terdengar jauh lebih manis daripada suara apapun yang pernah mereka dengar.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Maka mereka semuapun berdiri bersama dan melihat ke altar untuk menyaksikan persembahan besar apakah yang membangunkan lonceng yang telah berdiam sekian lama. Tetapi yang mereka lihat hanyalah sosok kekanak-kanakan adik laki-laki Pedro, yang telah perlahan-lahan merangkak di sepanjang lorong kursi ketika tak seorangpun memperhatikan, dan meletakkan potongan kecil perak milik Pedro di altar.

Jejak 28

Waktu yang kami miliki di Betlehem ini cukup panjang, karena jiarah di tempat ini adalah acara terkahir hari ini. Saya perhatikan tidak banyak jumlahnya orang yang berjiarah di tempat ini. Setelah kami melihat-lihat Gereja besar yang kosong, karena tidak ada kursi, kami lalu menuju ke tempat suci di Betlehem. Masuk ke dalam kadang gua inilah yang akan kami lakukan. Namun ternyata kami harus menunggu antrian panjang. Ternyata dugaan saya salah. Di tempat ini kami akan mengadakan ekaristi. Maka ketika melihat antrian panjang itu, suster menyeret saya untuk ambil jalan pintas dengan menerobos mereka yang sedang antri dan langsung menuju ke Gereja yang akan digunakan untuk perayaan ekaristi. Dengan menerobos begitu banyak orang akhirnya saya sampai ke tempat di mana Jesus pernah dibaringkan di palungan. Saya tidak sadar betul waktu itu. Dan saya tidak tahu di mana saya berada. Yang saya tahu bahwa tempat itu ada dibagian agak bawah, banyak hiasan kuno dan berbahu wangi. Saya baru sadar dan mengetahui bahwa itu palungan tempat Jesus dibaringkan ketika saya mendengar suster berteriak" Father, please kiss that Star of David, you will be blessed". Langsung saya berlutut dan mencium "Star of David', yang juga disebut 'the silver star'.

Berkali-kali saya melihat gambar 'the silver star' ini sebelum saya pergi ke sini. Dan sekarang ini saya berada di sini bahkan diperkenankan menciumnya. Saya tidak bisa mengepresikan perasaan saya waktu itu, yang jelas ada perasaan damai di hati yang luar biasa. Antara haru dan kagum, syukur dan terima kasih, antara percaya dan tidak percaya bahwa kaki saya berada di tempat di mana dulu menjadi tempat kambing, domba dan sapi berbaring. Namun menjadi suci karena kelahiran bayi miskin di palungannya. Sebenarnya saya ingin beromantis ria dengan suasana natal di tempat ini. Tetapi hal itu tidak memungkinkan saya lakukan, karena saya dikejar waktu untuk bersiap diri merayakan ekaristi.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Betlehem tidak dikelola khusus oleh Gereja Katolik. Beberapa Gereja dominasi mempunyai Gerejanya di sini. Demikian pula dengan Gereja katolik, mereka mempunyai satu gereja indah disamping 'groto the silver star'. Gereja itu cukup besar dan megah. Saya pikir di tempat ini saya akan merayakan ekaristi. Tetapi ternyata tidak, rombongan kami di bawa masuk ke lorong sempit dan menuju ke suatu kapel kecil yang sempit dan pengap. Cat temboknya pun sudah mulai luntur dan keropos. Kursinya sangat sederhana, malah sudah agak kuno. Spontan ada perasaa kecewa di hati, mengapa kok kita diberi tempat yang seperti ini, gerutu hati kecil saya. Kapelsempit itu diberi namanya St. Helena. Masih menggunakan gaya pra Vatikan II, dengan altar membelakangi umat. Di kapel yang sederhana ini kami akan merayakan ekaristi. Sebelum kami mulai perayaan ekaristi sore hari, suster mengajak umat untuk mempersiapkan diri. Terutama mempersiapkan lagu-lagu yang akan mengiringi perayaan ekaristi. Aneh..tetapi nyata, walaupun pada masa itu masa biasa setelah Paska, namun lagu-lagu yang kami gunakan adalah lagu-lagu natal. Terasa agak asing, namun ini di Betlehem, tempat di mana Jesus lahir. Setelah persiapan lagu-lagu yang juga diiringi guitar oleh suster ini selesai, suster masih menggunakan waktu untuk memberikan kata pengantar. Dalam kata pengantarnya itu suster mengatakan bahwa Natal adalah perayaan keluarga. Natal adalah saat di mana Allah datang dan menjadi anggota keluarga dunia. Dalam perayaan ini, intensi pokok kita adalah membawa semua keluarga kita dan mempersembahkan kepada Jesus di palungan.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Ketika suster selesai menyampaikan kata pengantarnya ini, bergetar hati saya dan terasa ada sesuatu yang mengingatkan saya. Kekecewaan hati saya mengapa tidak diberi kesempatan merayakan ekaristi di gereja besar hilang seketika. Malah saya merasa bersyukur. Di tempat yang sederhana ini saya justru dibantu untuk menghayati arti Natal yang sebenarnya. Saya menyadari bahwa perayaan Natal jaman sekarang ini sudah berubah arti, bahkan sudah tidak bisa dikatakan perayaan Natal. Natal sudah menjadi ajang liburan dan bisnis. Jesus Kristus yang lahir, sudah diganti namanya menjadi "Xmas". Ada kegembiraan dan damai tersediri setelah saya mampu menerima kenyataan ini sebagai rahmat. Maka perayaan ekaristi dikapel sederhana ini akhirnya menjadi istimewa.

Injil Menurut Toko Serba Ada (The Gospel According to the Dept. Store)

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah.

Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini? Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda ?" "Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?" Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu. "Berapa ukuran yang anda perlukan ?" "Tidak tahu !" "Baiklah, mari saya ukur dulu." Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya."OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yangini !" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas. "Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain? "Oh, tentu !" Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady". Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya.

Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya. "Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?" "Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !) "Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?" "Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik." Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % !

"Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 13:1-2.

Domba Yang Tersesat

Waktu sepanjang hidup. Hidup sepanjang nafas. Begitu sederhana. Namun rumit. Ada demikian banyak suka. Dan duka. Begitu banyak manis. Dan pahit. Sepanjang waktu nafas yang singkat ini. Awalnya mungkin perkenalan biasa. Lalu debaran-debaran di dada. Disusul masa pacaran. Lalu pernikahan. Begitulah awal sebuah cinta. Keluarga pun terbentuk. Wanita menjadi istri. Lelaki menjadi suami. Waktu terus melaju. Hidup tetap melata. Wanita melahirkan. Anak-anak bermunculan. Mereka hidup menyatu di sebuah rumah kontrakan. Kecil dan mewah, mepet sawah. Lelaki itu bekerja di sebuah perusahaan kecil. Sebagai satpam. Penghasilan pas-pasan membuat hidup mereka nyaris tanpa hiburan. Maka anak-anak pun terus bermunculan. Dengan tujuh bocah kecil, kehidupan mereka pun semakin sulit. Biaya untuk hidup. Biaya untuk sekolah. Biaya untuk segala macam. Maka air kesulitan berada tepat di bawah lubang hidung mereka.

Kehidupan yang keras dan sulit membuat perubahan drastis dalam sikap. Kambing hitam lalu dicari. Mereka mulai saling menyalahkan. Segala yang dilakukan oleh pasangan menjadi sasaran kemarahan. Saling tuding. Saling tuduh. Hari-hari menjadi tak tertahankan. Istri menjadi amat peka dan ceriwis. Suami menjadi pemarah dan ringan tangan. Maka lumrahlah jika saat-saat tertentu wajah sang istri menjadi biru lebam akibat tamparan dan pukulan suaminya. Suami menjadi jarang di rumah. Ngelayap kemana-mana. Anak-anak pun terlantar.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Suatu hari saat dua dari anak mereka akan Sambut Baru, tak ada uang sepeser pun di kantung. Padahal ibu sang suami datang berkunjung dari daerah khusus untuk menghadiri acara tersebut. Maka pontang-pantinglah mereka mencari dana. Hutang kiri kanan. Wajah sang Istri selalu cemberut. Suami marah terus. Situasi menjadi peka dan mudah meledak dan memang itulah yang akhirnya terjadi. Seorang anak mereka, yang bungsu, tiba-tiba jatuh sakit. Mertua pun ikut campur dalam segala hal. Akhirnya sang istri tidak tahan lalu lari ke rumah orang tuanya. Tetapi sang suami datang dan menyeretnya pulang. Di rumah, di hadapan anak-anak dan mertuanya, dia diperlakukan bak samsak. Darah berceceran di wajahnya. Ia jatuh terjerembab ke tanah. Penglihatannya nanar. Lalu gelap. Gelap!

Aku merenungkan hal itu saat duduk di sebuah Restauran Cepat Saji. Di tanganku tergenggam koran Pedoman Rakyat tanggal 5 Nopember 2001. Dan berita tentang seorang suami yang menyiksa istrinya hingga tewas ketika anak mereka akan menerima sambut baru hanya karena kekurangan dana. Di luar kulihat seorang wanita, berpakaian compang-camping, berjalan dibawah cucuran hujan. Jalan Sultan Hasanuddin sepi karena waktu buka puasa telah tiba bagi umat muslim. Dan di dalam Restauran ini suasananya amat hiruk pikuk. Penuh tawa ria. Ironi yang demikian tajam menusuk pikiranku.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Bagaimana kita memaknai kejadian-kejadian tersebut saat Natal menjelang? Dan Hari Ibu akan kita rayakan bersama? Saat baju-baju baru disiapkan. Saat libur panjang mulai direncanakan. Dan acara-acara gembira siap digelar? Selalu dan selalu ada yang terlupakan di belakang. Selalu dan selalu ada yang tertinggal dalam laju waktu. "Maka raja itupun menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40). Kukira itulah jawaban yang ditawarkan Tuhan Yesus pada kita saat kita bersama-sama menyambut kelahiranNya. Sebab "Dia datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani" (Mrk 10:45). Untuk itulah Kristus lahir ke dunia. Maka saat lonceng-lonceng Natal mulai bergema, patutlah kita renungkan kembali makna kelahiranNya. Kembali ke hakekat inti pada makna dan bukan hanya menikmati kulit luarnya saja. Marilah kita melakukan sesuatu yang tidak kelihatan namun berharga daripada melakukan sesuatu yang kelihatan jelas namun tidak punya harga apa-apa di hadapan Bapa.

Kembali ke kehidupan nyata, aku duduk dengan gundah. Sambil menyantap makanan yang tersaji di depanku, pandanganku terarah ke luar. Ke jalanan yang sepi. Gelap sepanjang hujan. Hujan sepanjang malam. Malam sepanjang hidup.

Pengorbanan Seorang Ibu

Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahankannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya.

Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapak. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.

Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.

Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca di luaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidaksakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.

Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya di luar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya.

Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu. Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya.

Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai babu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.

Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya dirumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo.

Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya. Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.

Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan saljupun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin betemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Suatu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dlm keadaan sakit.

Setiba di rumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata putrinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu.

"Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis.

Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tidak ada. Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam,teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte,bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!"

Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya. Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja "Mother's Day" sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.

Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.

When Mother prayed, she found sweet rest, When Mother prayed, her soul was blest; Her heart and mind on Christ were stayed, And God was there when Mother prayed! Our thanks, O God, for mothers Who show, by word and deed, Commitment to Thy will and plan And Thy commandments heed. A thousand men may build a city, but it takes a mother to make a home. No man is poor who has had a godly mother!

Permohonan gadis keciL,..

Gadis Cilik yang Berani Memohon Ketika Amy Hagadorn berjalan melewati sebuah sudut di lorong dekat kelasnya, ia berpapasan dengan seorang anak laki-laki jangkung siswa kelas lima yang berlari dari arah berlawanan. "Pakai matamu, Bodoh," maki anak laki-laki itu, setelah berhasil berkelit dari murid kelas tiga bertubuh kecil yang hampir ditabraknya. Kemudian, dengan mimik mengejek, anak laki-laki itu memegang kaki kanannya dan berjalan menirukan cara berjalan Amy yang pincang. Amy memejamkan matanya beberapa saat. Abaikan saja dia, katanya dalam hati sambil berjalan lagi menuju ke kelasnya. Akan tetapi, sampai jam pelajaran terakhir hari itu Amy masih memikirkan ejekan anak laki-laki jangkung itu. Dan, ia bukan satu-satunya orang yang mengganggunya.

Sejak Amy mulai duduk di kelas tiga, ada saja anak yang mengganggunya setiap hari, mengejek cara bicaranya atau cara berjalannya. Kadang-kadang, walaupun di dalam kelas yang penuh dengan anak-anak, ejekan-ejekan itu membuatnya merasa sendirian. Di meja makan malam itu, Amy tidak bicara. Karena tahu ada yang tidak beres di sekolah, Patti Hagadorn dengan senang hati berbagi kabar menggembirakan dengan putrinya. "Di sebuah stasion radio ada lomba membuat permohonan Natal," kata sang ibu. "Coba tulis surat kepada Santa Klaus, siapa tahu kau memenangkan hadiahnya. Kupikir setiap anak yang mempunyai rambut pirang bergelombang di meja ini harus ikut."Amy tertawa, lalu ia mengambil pensil dan kertas. "Dear Santa Klaus," tulisnya sebagai pembuka. Ketika Amy sedang asyik membuat suratnya yang paling baik, semua anggota keluarga mencoba menebak permohonannya kepada Santa Klaus. Adik Amy, Jamie, dan ibunya sama-sama menebak bahwa yang paling mungkin diminta oleh Amy adalah boneka Barbie setinggi satu meter. Ayah Amy menebak bahwa putrinya meminta sebuah buku bergambar. Akan tetapi, Amy tidak bersedia mengungkapkan permohonan Natal-nya yang rahasia.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Di stasiun radio WJLT di Fort Wayne, Indiana, suat-surat yang datang untuk mengikuti lomba Permohonan Natal tumpah seperti air bah. Para karyawan stasiun radio dengan senang hati membaca bermacam-macam hadiah yang diinginkan oleh anak-anak laki-laki dan perempuan dari seluruh kota untuk perayaan Natal. Ketika surat Amy tiba di stasium radio itu, manajer Lee Tobin membacanya dengan cermat. "Santa Klaus yang Baik, Nama saya Amy. Saya berusia sembilan tahun. Saya mempunyai masalah di sekolah. Dapatkah Anda menolong saya, Santa? Anak-anak menertawakan saya karena cara berjalan saya, cara berlari saya, dan cara bicara saya. Saya menderita cerebral palsy. Saya hanya meminta satu hari saja yang dapat saya lewati tanpa ada orang menertawai atau mengejek saya. Sayang selalu, Amy.

Hati Lee terasa nyeri ketika membaca surat itu: Ia tahu cerebral palsy adalah kelainan otot yang tampak aneh bagi teman-teman sekolah Amy. Menurutnya ada baiknya bila semua orang di Fort Wayne mendengar tentang gadis cilik dengan permohonan Natalnya yang tidak lazim. Pak Tobin menelepon sebuat koran setempat. Keesokan harinya, foto Amy dan suratnya kepada Santa mengisi halaman depan The News Sentinel. Kisah itu menyebar dengan cepat. Surat kabar, stasiun radio, dan televisi di seluruh negeri memberitakan kisah gadis cilik di Fort Wayne, Indiana, yang hanya mengajukan sebuah permohonan sederhana, namun baginya merupakan hadiah Natal paling istimewa-satu hari tanpa ejekan. Tiba-tiba, tukang pos menjadi langganan di rumah keluarga Hagadorn. Amplop berbagai ukuran yang dialamatkan kepada Amy datang setiap hari dari anak-anak dan orang dewasa dari seluruh negeri, berisi kartu-kartu ucapan selamat berlibur dan kata-kata penghiburan.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Selama masa Natal yang sibuk itu, lebih dari dua ribu orang dari seluruh dunia mengirimkan surat persahabatan dan dukungan kepada Amy. Sebagian penulis surat itu cacat; sebagian pernah menjadi sasaran ejekan ketika kanak-kanak, tetapi tiap penulis mempunyai sebuah pesan khusus bagi Amy. Lewat kartu-kartu dan surat-surat dari orang-orang asing itu, Amy merasakan sebuah dunia penuh dengan orang-orang yang betul-betul saling peduli. Ia sadar tidak ada ejekan dalam bentuk apa pun yang akan pernah membuatnya merasa kesepian. Banyak orang berterima kasih kepada Amy atas keberaniannya mengungkapkan isi hati. Yang lain mendorongnya bertahan terhadap ejekan-ejekan dan tetap tampil dengan tengadah.

Lynn, seorang siswi kelas enam dari Texas, mengirim pesan sebagai berikut: Aku senang menjadi temanmu, dan bila kau mau mengunjungi aku, kita dapat bersenang-senang. Tidak seorang pun akan mengejek kita, karena kalau mereka demikian, kita tidak usah mendengarkan. Permohonan Amy untuk menikmati satu hari khusus tanpa ada yang mengganggu terpenuhi di sekolahnya, South Wayne Elementary School. Selain itu, setiap orang di sekolah memberikan sebuah bonus tambahan. Guru dan murid berdiskusi tentang bagaimana perasaan orang yang diejek. Tahun itu, walikota Fort Wayne secara resmi menyatakan 21 Desember sebagai Hari Amy Jo Hagadorn untuk seluruh kota. Walikota menerangkan bahwa dengan keberanian mengajukan permohonan seperti itu, Amy mengajarkan sebuah pelajaran universal. "Siapa pun," kata walikota, "ingin dan berhak diperlakukan dengan hormat, bermartabat, dan hangat."

KASIH BAPA,..

Beberapa tahun yang lalu, ada seorang duda yang sangat kaya. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat ia kasihi dan memiliki kegemaran yang sama dengannya yaitu mengkoleksi lukisan-lukisan terkenal. Mereka berkeliling dunia untuk mencari dan mengumpulkan lukisan-lukisan itu. Karya-karya tak ternilai dari Picasso, Van Gogh, Monet dan banyak lainnya menghiasi dinding rumah mereka. Duda itu sangat bangga dengan keahlian anaknya memilih karya-karya bermutu.

Ketika musim dingin tiba, perang melanda negeri mereka. Anak muda itu pergi untuk membela negerinya. Setelah beberapa minggu, ayahnya menerima telegram bahwa anaknya telah hilang. Kolektor seni itu dengan cemas menunggu berita berikutnya, dan ternyata yang dicemaskan terjadi, anaknya telah tewas ketika sedang merawat seorang temannya yang terluka. Keinginan untuk merayakan Natal bersama anaknya sirna sudah. Ia merasa sedih dan kesepian.

Pada hari Natal pagi hari, terdengar ketokan di pintu yang membangunkan orang tua itu. Ketika ia membuka pintu, seorang serdadu berdiri di depannya dengan membawa bungkusan besar. Serdadu itu memperkenalkan diri, "Saya adalah teman anak bapak. Saya adalah orang yang sedang diselamatkannya ketika ia tewas. Bolehkah saya masuk sebentar? Ada sesuatu yang ingin saya perlihatkan." Serdadu itu menuturkan bahwa anak orang tua itu telah menceritakan padanya kecintaannya, juga ayahnya, pada barang-barang seni.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

"Saya adalah seorang seniman," kata serdadu itu, "dan saya ingin memberikan pada Anda barang ini." Dibukanya bungkusan yang dibawanya itu dan ternyata di dalamnya ada lukisan foto anak orang tua itu. Memang bukan karya yang sangat bagus dibandingkan dengan lukisan-lukisan yang telah dimilikinya. Tetapi lukisan itu cukup rinci menggambarkan wajah anaknya. Dengan terharu orang tua itu memajang lukisan itu di atas perapian, menyingkirkan lukisan-lukisan lain yang bernilai ribuan dolar.

Pada hari-hari berikutnya, orang tua itu menyadari bahwa walaupun anaknya tak berada lagi di sisinya ia tetap hidup dihatinya. Ia bangga mendengar anaknya telah menyelamatkan puluhan serdadu yang terluka sampai sebuah peluru merobek jantungnya. Lukisan foto anaknya itu menjadi miliknya yang paling berharga.

Pada musim semi berikutnya, orang tua itu sakit dan meninggal. Koleksi lukisannya akan dilelang. Dalam surat wasiatnya orang tua itu mengatakan bahwa lukisan-lukisan itu akan dilelang pada hari Natal, hari orang tua itu menerima lukisan yang paling disayanginya itu. Penggemar seni di seluruh dunia menunggu saat pelelangan itu.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Saat yang dinantikan itu pun tiba. Penggemar seni berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Lelang dimulai dengan lukisan yang tak ada dalam daftar di museum di seluruh dunia, yaitu lukisan anak orang tua itu. Juru lelang bertanya, "Siapa yang akan mulai dengan penawaran?" Ruangan itu sunyi. Juru lelang melanjutkan, "Siapa yang akan mulai penawaran dengan $100?" Menit-menit berlalu dan tak ada seorang pun yang berbicara. Terdengar suara protes, "Siapa yang berminat pada lukisan tak bermutu itu? Itu hanya lukisan foto anak orang tua itu. Lupakan saja lukisan itu dan lanjutkan dengan lukisan-lukisan lain yang bermutu." Terdengar suara-suara yang menyetujui usul itu. "Tidak, kita harus menjual ini terlebih dahulu," kata juru lelang. Akhirnya, seorang tetangga orang tua itu berkata, "Bagaimana kalau saya menawarnya sepuluh dolar. Saya hanya punya uang sebanyak itu. Karena saya kenal baik anak itu, saya ingin memilikinya." Juru lelang itu bertanya, "Ada yang menawar lebih tinggi?" Kembali ruangan sunyi. "Kalau begitu saya hitung, satu, dua, . tiga, jadilah." Tepuk tangan terdengar riuh di ruangan itu, dan terdengar suara, "Nah, akhirnya kita sampai pada pelelangan harta yang sebenarnya." Tetapi juru lelang itu mengumumkan pelelangan telah selesai. Seseorang memprotes dan bertanya, "Apa maksud Anda? Di sini ada koleksi lukisan yang bernilai jutaan dolar dan Anda mengatakan telah selesai. Kita datang kesini bukan untuk lukisan anak orang tua itu. Saya ingin ada penjelasan." Juru lelang itu menjawab, "Ini sangat sederhana. Menurut surat wasiat orang tua itu, siapa yang memilih anaknya . akan mendapat semuanya."
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Memang, pesan pada hari Natal itu sama seperti yang disampaikan pada kita selama berabad-abad: Kasih seorang Bapa pada Anak-Nya yang telah mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain. Dan karena kasih Bapa itu, siapa yang menerima Anak-Nya akan menjadi ahli waris-Nya dan menerima seluruhnya.

Yohanes 1:12 - Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Galatia 4:7 - Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Mujizat! Bocah 8 Tahun sembuhkan Banyak Orang

JAWABAN.com - Solusi Senin 9 April di SCTV pukul 24.30 akan menayangkan peristiwa penyembuhan yang Tuhan lakukan melalui Selvin seorang bocah 8 tahun.

Desa Meko di Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso (Sulteng), tiba-tiba menjadi buah bibir. Puluhan ribu orang kini berduyun-duyun menuju desa yang berjarak sekitar 60 km dari Kota Tentena tersebut. Apa pasal? Seorang gadis cilik berumur 8 tahun bernama Selvin Bungge, dikabarkan mampu menyembuhkan banyak orang sakit.

Hebatnya, gadis cilik yang kini dijuluki ‘dokter kecil’ tersebut, menyembuhkanorang hanya lewat ‘’Doa Bapa Kami’’ dan diiringi lagu ‘’Allah Kuasa Melakukan Segala Perkara’’. Warga meyakini penyembuhan yang dilakukan Selvin karena mendapatkan kekuatan dari Tuhan Yesus Kristus.

Warga Kecamatan Meko, Morpan seperti dilansir Nuansa Pos, Senin (19/03) lalu menuturkan, peristiwa mujizat tersebut sudah terjadi sejak 9 Januari 2007 lalu, di mana awalnya Selvin mampu menyembuhkan penyakit ibunya. Hal ini diamini Pdt. Rinaldy Damanik saat dikonfirmasi komentar tadi malam lewat telepon.

Ketua Umum GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah) ini membenarkan tentang penyembuhan yang dilakukan Selvin. ”Awalnya dia menyembuhkan ibunya,” kata Pdt Damanik yang sudah menemui langsung bocah cilik tersebut dan ibunya. Menurut Damanik sebagaimana cerita ibu Selvin, kisah menggemparkan itu terjadi 6 Januari 2007.

Saat itu pada malam hari sekitar Pukul 22.30 WITA, di rumah mereka yang sangat sederhana, Selvin sedang memijit kaki ibunya yang menderita penyakit rematik akut. Tiba-tiba keesokan harinya, Ibu Selvin merasakan kakinya tidak sakit lagi. ”Ibu Selvin merasa sangat sehat. Ini kemudian ditanyakan ibunya kepada Selvin,” cerita Pdt Damanik. Selvin kemudian menceritakan kepada ibunya sebuah peristiwa ajaib yang dialaminya.

Menurut Selvin, pada malam dia melihat cahaya terang di kamarnya. Dalam cahaya itu, ada wujud Tuhan dengan seorang malaikat. Tiba-tiba Selvin mendengar sebuah suara yang berbunyi, ’’Saya akan memberikanmu banyak….!!.” Selvin yang tidak mengerti dengan suara itu, lantas menjawab : “Berapa? 5000?.’’ Suara itu kembali terdengar. “Tidak, justru lebih banyak lagi. Tapi harus kau bagikan kepada semua orang. Namun keluargamu harus benar-benar patuh pada perintah Tuhan.” Seketika itu wujud tersebut hilang dari pandangan Selvin.

Keesokan harinya setelah ibu Selvin sembuh, mereka menuju Kota Palu. Di sana ada kakak Selvin yang sedang sakit. Berkat doa, kakak Selvin itu kemudian disembuhkan. Kabar penyembuhan itu kemudian menyebar ke tetangga dan kemana-mana saat Selvin dan ibunya kembali ke Meko. “Ka-rena kabar itu, kini Desa Meko dipadati orang-orang yang datang dari berbagai denominasi, terutama yang menderita penyakit kronis,” ungkap Pdt Damanik. Pdt Damanik sendiri mengakui telah melihat langsung penyembuhan yang dilakukan Selvin ketika datang di Meko. “Yang buta bisa melihat, yang berada di kursi roda bisa berjalan, dan banyak yang sudah disembuhkan,” aku Pdt Damanik.

Hal ini diamini Morphan, warga Meko. “Desa Meko yang tadinya sepi kini menjadi ramai didatangi orang-orang dari segala penjuru, baik orang yang sedang sakit dan ingin mendapat kesembuhan maupun orang-orang yang ingin melihat langsung proses penyembuhan yang menghebohkan,” katanya.

Menurutnya, ada sebagian orang yang tidak disembuhkan saat itu, namun oleh Selvin disuruh pulang dan bertobat dulu, serta meminta maaf kepada siapa saja yang pernah berseteru dengan orang itu. Selvin akan memintanya kembali jika orang itu sudah benar-benar siap dalam iman.

“Saya sendiri penasaran dengan kabar itu, sehingga saya pulang kampung dan kaget bukan main ketika saya tiba di kampung begitu banyak orang-orang yang bertenda di lapangan sepak bola, tinggal di baruga dan rumah-rumah penduduk. Saya juga menyaksikan langsung orang lumpuh bisa berjalan setelah mendapat pengobatan dari dokter kecil itu,” aku Morphan.

Tidak hanya itu, di halaman rumahnya kini terdapat ratusan tongkat dan kursi roda dari orang-orang yang telah disembuhkan. Selain itu lanjutnya, Selvin tidak mau menerima pemberian uang dan lainnya. Begitu juga ketika dipotret, dia tidak mau. Karena hal itulah sehingga wartawan dan siapa saja yang akan mengambil gambarnya, dilarang oleh keluarga Selvin atau warga Meko.

Pernah ada seorang pasien yang disembuhkan, hendak memberikan uang Rp 5 juta pada Selvin. Namun Selvin hanya mengambil Rp 1000 dan mengatakan, uang itu akan didermakannya untuk gereja di hari Minggu.

Perilaku Selvin sendiri, ketika dalam keseharian dan tidak melakukan penyembuhan, terlihat seperti bocah seumurnya. Siswi kelas 3 SD itu terlihat bermain, atau bermanja kepada orang tuanya.

Tapi ketika melakukan penyembuhan, Selvin seperti berubah menjadi seorang dewasa yang bijak. ”Kini dari informasi yang saya dengar-dengar, sudah sekitar 10 ribu orang yang datang ke Meko untuk memperoleh kesembuhan,” katanya. Senada disampaikan ibu rumah tangga bernama Rosyana (37).

Rosyana mengaku telah melihat langsung proses penyembuhan sang ‘dokter kecil’. Namun kini, Selvin sedang berada di Jakarta bersama seorang ibunya. ‘’Selvin sendiri yang meminta ke Jakarta, dan belum diketahui apa maksudnya ke Jakarta,” terang Rosyana. Sementara itu, di depan rumahnya yang berdekatan dengan balai desa dan lapangan, saat ini telah berdiri tenda-tenda yang dibikin oleh masyarakat untuk menampung orang-orang yang hendak meminta kesembuhan Tuhan lewat Selvin.

Apakah memang benar Tuhan memakai seorang anak 8 tahun seperti Selvin Bungge untuk menyembuhkan berbagai penyakit melalui doa Bapa Kami dan memanjatkan lagu pujian pada Tuhan? Semuanya dapat anda saksikan di Tayangan Solusi Spesial Tentang Selvin – Dokter Cilik Ajaib pada saluran SCTV pada Senin 9 April 2007 pukul 24.30. Jangan sampai ketinggalan. (nat)

Sumber: Harian Komentar


Ringkasan SMS John Kahuluge yang mengikuti Holy Spirit
Miracle Celebration di desa Meko, kabupaten Poso.

5 Maret 2007 pk 11:30
Selvin Bungge, 8 th bocah perempuan dari desa Meko
Pamona Selatan, Tentena dipakai Tuhan luar biasa sejak
6 Januari 2007. Ribuan orang datang didoakan dalam
nama Yesus, buta melihat, lumpuh berjalan, berbagai
penyakit disembuhkan, tua, muda, rakyat biasa, sampai
tanggal 5 Maret 2007 diperkirakan sudah 8000 orang
dari berbagai agama dan pejabat2 yang disembuhan.
Kesaksian2 terus mengalir, dari Sulawesi Selatan,
Palu, Gorontalo, Menado dll.berbondong bondong ke
Tentena. mereka mencarter bus, mobil untuk datang.
Rumah sakit. puskesmas kosong. Seorang bapak haji Amir
dari Poso disembuhkan dari buta, pulang teriak2
dipasar central Poso, bahwa Tuhannya orang Kristen
sudah sembuhkan dia. Semua orang tercengang dan heran,
ada yang sembuh dari kelumpuhan dan ada yang sudah
sembuh memberi uang Rp. 10 juta,diterima Selvin hanya
Rp. 1.000,- untuk kolektenya digereja, sisahnya
disuruh berikan kepada orang miskin, rupanya tidak
dilakukan, maka sakitnya kambuh.

Metro TV datang meliput tapi tidak diizini mengambil
gambar.
Beberapa pendeta datang lansung ditempelak
perbuatannya, disuruh pulang dan bertobat. Karena yang
hadir banyak ayahnya minta agar didoakan secara masal
saja. banyak pendeta tidak berani datang karena malu
dibongkar didepan umum.
Mereka menaikkan puji-pujian kepada Allah " Allah
kuasa melakukan……." mereka sorak sorai " halleluya……."

6 Maret 2007 pk 07:24
Lawatan Allah sedang terjadi di Poso, Kapolresta Poso
hadir, tidak ada Panitya Penyelenggara, tidak ada yang
atur konsumsi, tidak perlu izin, mereka datang
mengatur diri sendir, orang2 mencari tempatnya
sendiri2, ada yang duduk beralaskan koran, tikar,
karpet, bahkan membawa tenda2,pemuda2 gereja tiba tiba
menjadi usher tanpa glada-gladi an.

6 Maret 2007 pk 15:07
Selvin Bungge adalah anak sekolah minggu GKST El
Shaday Meko, ia rajin baca firman dan berdoa, ibunya
guru SD dan ayahnya penilik sekolah
GKST El Shaday Meko adalah gereja kecil dengan jumlah
jemaat 8 KK dipinggiran danau Poso.

6 Januari 2007 ia mendapat penglihatan didatangi Tuhan
Yesus bersama seorang malaikat, saat itu ibu Selvin
menderita rematik akut tahunan sehingga sulit
berjalan, setelah Selvin berdoa dan mengusap-usap kaki
ibunya kemudian disuruh berjalan ternyata sembuh, dari
saat itu banyak orang berdatangan, termasuk anggota2
DPRD minta kesembuhan, saat ini Selvin di Palu
bedsama tim doa Palu.
Semua orang yang datang diminta ibadah dulu, doa bapa
kami, yang merokok ditegur jangan merusak bait Allah,
yang korup disuruh bertobat.

6 Maret 2007 pk 18:23
P. Marthen yang disembuhkan dari stroke sangat
memuliakan Allah & merasakan kasih Kristus, banyak
pendatang yang disembuhkan dari kelumpuhan, berdiri
dari kursi rodanya , langsung pulang

7 Maret 2007 pk 05:31
Peristiwa ini membuat gereja gereja tercengang,
terpaku dan terkagum kagum, juga banyak yang
mengeluarkan komentar2 negatip
Pendeta GPDI Efrata Donggala 6 bulan menderita sakit
lever akut & lambung sembuh, yang tidak percaya dan
ragu2 disuruh pulang.Seorang sakit TBC akut sepanjang
hari pakai jaket, setelah disembuhkan setiap hari
mandi di danao, kemudian pergi pasang kupon putih (
judi ) sakitnya langsung kambuh , hal ini dilaporkan
Pdt.Damanik, dijawab Selvin " masih ada waktu untuk
bertobat."
Seorang yang sudah dapat kesembuhan mengijinkan dukun
mengintervensi dirinya langsung mati, ada cukup banyak
dukun2 & orang2 yang mempunyai kekuatan lain untuk
mencobai pelayanan ini, mereka mati ditempat.

Mujizat demi mujizat terus terjadi, konflik horizontal
sudah selesai, tapi konflik internal gereja ?????
Daerah Meko sarat dengan perdukunan / kantong2 ilmu
hitam, terkenal dengan daerah penyembuhan berhala.

8 Maret 2007 pk 05:04
Dalam doa pagi kemarin Tuhan berbicara kepada Selvin
agar tidak pergi ke Tentena/ Meko. Tuhan berjanji akan
memberkati & menyembuhkan mereka yang datang dengan
percaya. Ribuan orang sudah mulai memfokuskan
Selvin,Tuhan melarang dia perg. kakak Selvin yang
membantu menyampaikan pesan Tuhan yang didapatkan
Selvin, dalam perjalanan ada orang sakit yang dibawa
dengan mobil menuju Meko dari Makasar, tetapi ditengah
perjalanan orang itu sudah sembuh dan akhirnya kembali
ke Makasar.

9 Maret 2007 pk 10:47
Banyak pendeta disuruh bertobat, " Ibu memang pendeta,
tapi cuma baca firman Tuhan hanya hari Minggu " dan
lagi " Om memang pendeta, tapi lebih sibuk kerja ojek
dari pada melayani " dan banyak lagi teguran2

Banyak yang turut melayani bersama Selvin disuruh
pulang karena mereka punya motivasi cari popularitas
diri sendiri.

Selvin minta agar orang2 selalu membaca Effesus
seluruh pasal 5, hidup sebagai anak2 terang

9 Maret 2007 pk 17:09
Pak Aling ( 30 th ) 10 hari koma & kejang2 di Toli
Toli & sudah 3 hari dirujuk ke RS Budi Asih Palu,
sekitar pk 16:00 WIB Jumaat 9 Maret 2007 Tim Doa Palu
mengajak Selvin untuk berdoa, setelah didoakan tiba2
Aling sadar, bangun, melepaskan semua slang2 yang ada
ditubuhnya, termask slang oksigen, Selvin katakan, Roh
Kudus sudah menyembuhkan dia.RS tsb. menjadi gempar,
sekitar pk 16:17 saya mendapat telpon dari ibu
Mandachan di Manokwari Papua, sudah 3 bulan badan
sebelah kanannya sakit, kaku dan semakin sulit
digerakan, ketika ia membaca SMS tentang Selvin
imannya bangkit, dan sakitnya sembuh. Hampir 20 ribu
orang datang ke Meko banyak yang dapat kesembuhan,
walaupun Selvin di Palu


Selvin: Ampunilah Orang yang Bersalah



JAWABAN.com - “AMPUNILAH kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami……” Ini adalah sepenggal kalimat dalam Doa Bapa Kami yang ditulis dalam Kitab Matius 6:9-13. Menurut Selvin, sebagaimana dituturkan Pdt. Rainaldy Damanik, doa ini harus benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Oleh sebab itu kita jangan saling menghakimi,” ungkap Selvin dalam dialognya dengan Pdt Damanik.

Oleh sebab itu, ketika melakukan penyembuhan terhadap orang-orang sakit, isi dari doa ini harus benar-benar dipraktikan bagi mereka yang ingin mendapatkan penyembuhan. Tak heran ada beberapa dari pasien yang datang kepada dokter cilik ini, disuruh pulang kembali oleh Selvin, dan dimintakan agar menyelesaikan atau meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan mereka terhadap orang lain, atau memberi maaf atas kesalahan orang terhadap mereka.

Sebab menurut Pdt. Damanik, Selvin mengatakan, kesembuhan jasmani atas berbagai penyakit harus didahului dulu dengan penyembuhan rohani. “Opa, kalau kita sembuh secara rohani, maka kita sembuh secara jasmani,” kata Selvin seperti dikutip Damanik. Pada bagian lain, Damanik mengatakan, apa yang terjadi di Desa Meko, benar-benar sebuah peristiwa luar biasa.

Pasalnya, saat ini, sudah ada ribuan orang berdatangan. Mereka ini selain meminta kesembuhan, juga ingin melihat dari dekat si penyembuh cilik, Selvin. Dan tidak sedikit dari para tamu ini, tinggal berhari-hari di Meko. Bahkan karena penduduk tidak bisa menampung, sampai-sampai mereka membangun tenda-tenda di lapangan terbuka.

“Hebatnya, tidak ada yang namanya semacam panitia. Mereka membangun tenda sendiri dengan tertib. Kendaraan juga banyak datang di Desa Meko, tapi tidak ada kendaraan yang harus diatur-atur, mereka tertib berlalu-lintas. Semua orang dari berbagai agama menyatu di tempat itu. Ini benar-benar rekonsiliasi sejati. Luar biasa!,” kata Damanik.

Namun begitu, yang disayangkan, lanjut Damanik, dari peristiwa mujizat tersebut, masih saja ada sejumlah orang yang notabene pelayan Tuhan, malah masih meragukan pekerjaan Tuhan yang terjadi di Meko.

“Ada yang meragukan, sampai-sampai menyebut nabi palsu dan sebagainya. Tapi mana mungkin itu, karena ibadah yang dilakukan menggunakan doa Bapa Kami dan lagu yang dilantunkan Allah Kuasa. Yah, memang iblis itu ada. Yang pasti sudah banyak orang disembuhkan. Ini mujizat dan luar biasa,” kunci Pdt Damanik yang pernah disuruh pulang oleh Selvin seraya mengatakan : “Ada orang yang sedang menunggu memerlukan opa (Pdt Damanik, red).” Dan setelah Pdt Damanik kembali ke Tentena, ternyata perkataan Selvin itu benar adanya. “Di rumah memang ada orang yang sedang menunggu dan sangat memerlukan saya,” kata Damanik memberikan kesaksiannya.

Sementara beredar informasi, Ibu Selvin juga sudah bisa melakukan penyembuhan. Menurut kabar, sesuai pengakuan Damanik, Selvin sebagai anak kecil, merasa letih melakukan penyembuhan sendiri, sehingga dia meminta kepada Tuhan melalui doa, agar ibunya bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya. “Dan itu terjadi.” (nat)

Sumber: rik - Harian Komentar


TRANSKRIF WAWANCARA EKSKLUSIF TENTANG MUJIZAT PENYEMBUHAN DI DESA MEKO KABUPATEN POSO SULAWESI TENGAH

OLEH CBSN DENGAN PENDETA RINALDY DAMANIK



CBSN : Selamat siang Pak Pendeta Damanik. Kami ingin wawancara dengan Bapak tentang peristiwa penyembuhan di Desa Meko. Bolehkah Bapak sebagai seorang tokoh dan pejuang kemanusiaan dan sebagai Pendeta memberikan pendapat tentang peristiwa tsb?

Pdt. Rinaldy Damanik (RD) : Boleh, tetapi saya bukan tokoh dan bukan pejuang. Saya hanya seorang pendeta biasa, hanya rakyat biasa, ya, tepatnya... saya hanya seorang hamba. Ok, saya harus mulai dari mana ya?

CBSN : Sejak kapan tepatnya peristiwa itu terjadi? Dan kami mendengar bahwa beberapa kali Bapak dipanggil langsung oleh anak yang melakukan mujizat itu, apa benar Pak?

RD : Peristiwa penyembuhan itu terjadi sejak tanggal 6 Januari 2007. Tapi saya baru melihat langsung pada tanggal 17 Pebruari 2007.

CBSN : Oh ya, kami dengar Bapak baru kembali dari Amerika tanggal 14 Pebruari 2007, apakah itu dalam rangka peristiwa di Meko atau ...?

RD : Bukan, saya ke Washington DC diundang oleh 5 Senator dan 7 Congresman USA soal Teroris dan masalah-masalah di Poso. Tapi.... ok, maaf...lebih baik kita kembali ke substansi wawancara ini.

CBSN : Maaf Pak, ya... silahkan pak.

RD : Pada tanggal 16 Pebruari 2007, sekitar jam 21.30 malam, saya ditelepon oleh Selvin. Biasanya jika ada panggilan dari nomor yang belum tersimpan di hp saya, saya tidak merespons telepon tersebut, tetapi menunggu sms dari orang tsb.... bukan apa-apa, tapi anda maklumlah... kami ini tinggal di wilayah Poso ... Tetapi kali ini meskipun nomor itu tidak saya kenal, saya langsung merespons tlp tersebut. Ternyata yang menelepon saya adalah Selvin, anak yang diberi kemampuan untuk melakukan penyembuhan tersebut. Dia anak perempuan berusia sekitar 9 (sembilan) tahun, kelas 3 (tiga) SD, anak dari keluarga Guru SD, berdomisili di Desa Meko, wilayah Danau Poso, sekitar 30 Km dari Tentena, tempat saya berdomisili. Ya, desa Meko sekitar 87 Km dari kota Poso.

CBSN : Kemudian, apa isi telepon dari Selvin tersebut ?

RD : Selvin meminta saya untuk esok harinya, tanggal 17 Pebruari 2007, datang ke Desa Meko, ke rumahnya. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menjawab Ya !

CBSN : Apa yang terjadi ketika Bapak bertemu dengan Selvin?

RD : Tanggal 17 Pebruari 2007 pagi, sekitar jam 05.30 saya berangkat ke Meko, ditemani oleh seorang rekan Pdt. Oktavianus. Perjalanan ke Meko membutuhkan waktu 1 (satu) jam dari Tentena, meskipun jaraknya hanya sekitar 25 km, karena jalan kecil, meliuk-liuk di tepi pantai dan jurang-jurang terjal tepian Danau Poso. Sepanjang jalan saya berdoa di dalam hati. Pikiran saya dipenuhi oleh pertanyaan: Mengapa Selvin memanggil saya dan apa yang akan terjadi di sana?

CBSN : Kemudian?

RD : Ketika sampai di Meko, saya melihat ada banyak mobil, speda motor, banyak orang-orang sakit di Balai Desa, di Tenda-Tenda di lapangan, di sekitar Kantor Kecamatan, juga di emper dan di dalam rumah Selvin. Pada saat itu, perkiraan saya ada sekitar 10.000 orang. Hati saya sedih sekali, pilu, terharu luar biasa melihat orang-orang sakit dan orang-orang yang mengantar orang sakit. Ya... rumah keluarga Selvin sangat dan sangat sederhana... di depan rumah itu persis di belakang Balai Desa, dan di samping Balai Desa itu ada Kantor Kecamatan dan di depan Balai Desa tsb ada lapangan yang cukup luas. Ya... bagi saya, Tuhan memang telah memilih tempat yang strategis......

Kemudian, saya masuk ke rumah tersebut, dengan sangat perlahan sambil menyalami orang-orang sakit yang terbaring beralas tikar di lantai. Di dalam rumah ada Selvin, Ibunya, Bapanya, ya.. banyak orang. Selvin langsung menyapa saya: “Selamat Pagi... Selamat datang Opa Pendeta... !” Saya terkejut karena Selvin memanggil saya “Opa” (Kakek), biasanya di wilayah ini saya dipanggil: Pendeta Damanik, atau Abang, atau Papa Nanda, atau Boba alias Botak, karena memang kepala saya sebagian sudah Botak. Karena itu, saya langsung menjawab: “Selamat pagi, tapi mengapa Selvin memanggil saya Opa ? Seorang Opa itu kan harus jadi teladan... walaupun saya seorang Pendeta, saya merasa saya banyak punya kelemahan dan dosa...” Selvin dengan mata yang bercahaya, tersenyum kepada saya dan memegang tangan saya, mengajak saya keluar dari ruangan itu dan mengajak saya untuk menemui dan mendoakan orang-orang sakit di Balai Desa dan sekitarnya. Luar biasa, puji Tuhan, untuk pertama kalinya seumur hidup saya, saya menyaksikan orang buta langsung bisa melihat, yang lumpuh dapat berdiri dan berjalan, yang bisu bisa berbicara, yang sakit ginjal dan berbagai penyakit lain...

CBSN : Bagaimana cara atau proses penyembuhan itu?

RD : Orang-orang yang sakit dan orang-orang yang mendampingi orang-orang sakit tersebut diajak menyanyikan nyanyian: “Allah Kuasa melakukan segala perkara”, dan berdoa dengan doa “Bapa Kami”, doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus, Matius 6 : 9 – 13. Juga membaca Epesus pasal 5. Ada yang dijamah, misalnya matanya disentuh, atau tangan, atau kaki yang sakit, tetapi ada pula yang tanpa disentuh mengalami kesembuhan. Mujizat itu saya saksikan secara langsung, bahkan beberapa kali saya diminta, atau tepatnya ditugaskan oleh Selvin untuk berdoa, doa Bapa Kami.

CBSN : Kami dengar, Ibunya Selvin juga bisa melakukan penyembuhan. Bagaimana itu pak?

RD : Ya, benar, Ibunya Selvin juga dapat melakukannya, bahkan sekarang Ibunya Selvin yang dominan melakukannya, tetapi setelah mendapat isyarat dari Selvin. Ceritranya begini... hal ini diceriterakan oleh Ibunya Selvin kepada saya. Selvin mulai mendapat karunia penyembuhan itu sejak tanggal 6 Januari 2006. Pada malam hari Selvin memijit-mijit kaki Ibunya yang sakit, rematik. Esok paginya Ibu Selvin merasakan bahwa kakinya sembuh. Ibu tsb bertanya kepada Selvin, apa yang Selvin lakukan sehingga kaki Ibunya bisa sembuh? Selvin mengatakan bahwa pada malam hari, ketika ia memijit kaki Ibunya, ia melihat ada sinar terang di dalam kamarnya, dan Selvin melihat ada dua orang, yaitu Tuhan Yesus dan seorang Malaikat. Tuhan Yesus mengatakan kepada Selvin: “Saya akan memberikan karunia yang banyak kepadamu”. Selvin menjawab: “Berapa? Lima ribu?”. Tuhan Yesus menjawab: “Lebih banyak lagi, tetapi harus kau bagikan kepada orang-orang lain”. Kemudian cahaya itu hilang. Ya, sejak itu Selvin mulai melakukan penyembuhan, mulai dari keluarganya, tetangganya, dan kemudian berita itu semakin tersebar luas. Selanjutnya, Selvin merasa letih, dia berdoa kepada Tuhan agar Ibunya diberi kemampuan untuk membantu Selvin, dan itu terjadi...

CBSN : Pada tanggal 17 Pebruari 2007, ketika Bapak dipanggil oleh Selvin, apakah ada peristiwa yang lain?

RD : Ya, pada waktu saya diminta oleh Selvin untuk mendampinginya berdoa dan melakukan penyembuhan (Tanggal 17 Pebruari 2007), saya menyaksikan banyak yang disembuhkan, sejak jam 07.00 s/d jam 11.00. Tetapi ada beberapa orang yang belum atau tidak sembuh. Kepada yang tidak sembuh itu, Selvin mengatakan, dengan berbisik, antara lain: “selesaikan dulu masalah keluarganya”, atau “harus membiasakan diri berdoa”. Atau “harus yakin dan percaya”, atau “bertobat” dan sebagainya. Kemudian sekitar jam 11.00, Selvin mengatakan kepada saya: “Opa sudah mau pulang? Pulanglah Opa... sebab di Tentena di rumah Opa, ada orang-orang yang memerlukan Opa..”. Saya menjawab: “Ya, saya permisi pulang”. Tetapi di pikiran saya timbul pertanyaan: “Siapa yang memerlukan saya di Tentena? Apa keperluan mereka? Dan dari mana Selvin mengetahui bahwa di rumah saya sudah ada orang yang menunggu saya? Luar biasa, benar ! ternyata setelah saya sampai di rumah sekitar pukul 12.30, sudah ada 7 orang yang menunggu saya untuk membicarakan masalah penting yang mereka alami..... Kemudian, sore hari, sekitar pukul 17.00, saya ditelepon oleh Selvin, meminta saya untuk datang lagi ke Desa Meko pada tanggal 19 Pebruari 2007, dan Selvin mengatakan bahwa ada yang akan dibicarakan di Siuri, yaitu satu tempat di pantai danau Poso, berada di antara Tentena – Meko.

CBSN : Bapak memenuhi permintaan itu ?

RD : Ya, sampai sekarang, setiap kali dia menghubungi saya dan menyampaikan pesan, saya langsung menjawab Ya ! meskipun ada agenda atau jadwal lain yang sudah direncanakan, langsung saya tunda. Jujur saya katakan bahwa saya sendiri heran melihat diri saya yang langsung mengatakan Ya terhadap semua yang dia katakan. Ok. Tanggal 19 Pebruari pagi saya berangkat, tiba di Meko sekitar pukul 07.00 pagi, langsung ke rumah Selvin. Saya melihat Selvin sedang duduk di atas tempat tidur, di depannya ada buku-buku pelajaran SD, dan ada Alkitab. Di tangannya ada selembar kertas, dan menunjukkan kepada saya gambar yang dia buat. Dia mengatakan: “Ini gambar rumah Opa, rumah ini akan jadi tempat persinggahan orang banyak”. Sepintas saya lihat, walaupun gambar itu hanya berbentuk garis-garis, tapi persis model rumah saya; padahal setahu saya, Selvin belum pernah melihat rumah saya. Kemudian Selvin mengatakan kepada saya: “Opa, kita belum mau ke Siuri sekarang, masih lama, Opa pulang saja dulu, ada orang2 yang perlukan Opa di rumah Opa”. Saya bertanya: “Jadi jam berapa kita ke Siuri?”. Selvin menjawab: “Nanti jam 5 sore”. Saya langsung pamit pulang, tanpa ada perasaan kecewa. Benar, saya tiba di rumah sekitar pukul 10.00 pagi dan sudah ada orang2 yang menunggu di rumah. Selanjutnya sekitar pukul 4.30 sore saya sangat gelisah, karena supir dan mobil yang akan membawa saya belum tiba di rumah. Ada beberapa hal yang membuat saya gelisah. Pertama, saya tidak akan tepat waktu jam 5 tiba di Meko, apalagi dari Meko harus kembali ke Siuri. Kedua, jika saya tiba di Meko dan bersama Selvin meninggalkan Meko untuk berangkat ke Siuri, tentu akan membuat orang-orang sakit kecewa, sekurang-kurangnya mereka akan mengatakan mengapa saya tega membawa Selvin meninggalkan orang-orang sakit di Meko. Mereka tentu tidak mengetahui bahwa kami ke Siuri adalah karena permintaan Selvin.

Ya, akhirnya dengan bergumul dan berdoa, sekitar pukul 04.35 mobil datang dan kami berangkat menuju ke Meko, saya ditemani supir dan seorang teman Pendeta. Ketika kami tiba di sekitar pantai Siuri, kami melihat ada mobil yang menuju ke arah kami, memberi isyarat lampu, dan di belakangnya ada banyak speda motor yang mengikuti mobil itu. Mobil itu berhenti dan kami juga berhenti, tepat di tempat parkir di Siuri, di dalam mobil itu ada Selvin, Ibunya, ada lima orang anak-anak, teman Selvin, dan ada sejumlah orang lain. Saya melihat jam tepat pukul 05.00 sore. Artinya bahwa saya tidak harus ke Meko dan sudah bertemu di Siuri tepat waktu.

CBSN : Hebat, itu berarti dua hal yang Bapak gelisahkan tadi tidak terjadi ya?

RD : Ya benar ! Saya tepat waktu dan saya tidak harus ke Meko. Kemudian, Selvin langsung menyapa kami dan mengatakan: “Mari Opa, di sini bagus kan?”. Selvin berlari, bermain dengan teman-temannya, kemudian mereka mandi di pantai sambil bersenda gurau sebagaimana layaknya anak-anak. Kami bersama Ibunya dan orang-orang lain duduk di tepi pantai memperhatikan mereka sambil berbincang-bincang. Sekitar 15 menit, mereka selesai mandi dan Selvin meminta makan bersama. Sebelum makan, Selvin meminta saya untuk berdoa, dengan “Doa Bapa Kami”. Setelah makan, Selvin berjalan di pantai, di atas pasir, sekitar seratus meter dari ujung ke ujung, beberapa kali dia pulang pergi, sambil matanya terus menatap ke tengah Danau Poso. Kami semua memperhatikan, termasuk anak-anak (teman-teman Selvin), bagaikan dihipnotis, kami semua diam. Tiba-tiba, sekitar 10 meter dari kami, Selvin berhenti, jongkok di pasir pantai dan mulai menggambar. Beberapa saat kemudian, dengan melambaikan tangannya, Selvin memanggil saya: “Opa, mari ke sini”. Saya datang mendekati Selvin, saya berdiri di hadapannya, tidak ada sama sekali dorongan dalam hati saya untuk jongkok bersama Selvin dan Selvin pun tidak meminta saya jongkok atau duduk. Tetapi saya tetap berdiri di hadapannya, bagaikan seorang terdakwa. Selvin dengan posisi tetap jongkok, bertanya kepada saya, apa arti gambar yang dia buat di atas pasir. Gambar yang dibuat Selvin adalah gambar hati, di tengahnya ada huruf S, ada tanda panah ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan.
Saya menjawab: “Artinya, Selvin sayang kepada semua orang”. Selvin mengatakan: “Ya, tetapi yang sayang kepada semua orang adalah Tuhan Yesus”. Selanjutnya Selvin mengatakan kepada saya: “Opa, tolong doakan orang-orang yang datang ke Meko, mereka sedang sakit, tapi saya tidak mengundang mereka, tetapi kasih Tuhan yang datangkan mereka. Kalau sembuh secara rohani itu berarti sembuh secara jasmani, iya kan Opa?”. Saya jawab: “Ya”. Sesungguhnya saya terkejut mendengar kata-katanya, sebab, di dalam pikirin saya waktu itu, ini bukan layaknya kata-kata seorang anak usia 9 tahun. Selvin melanjutkan: “Tolong doakan mereka dengan Doa Bapa Kami, itukan satu-satunya doa yang diajarkan Tuhan Yesus, iya kan?”. Saya jawab: “Ya”. Selvin melanjutkan: “Itu kan Bapa Kami, bukan hanya Bapamu, bukan hanya Bapaku, Bapa semua orang kan?”. Saya jawab “Ya”. Selvin meneruskan kalimatnya: “Di dalam doa Bapa Kami disebut, berikan kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Karena itu, Opa harus bilang kepada semua orang supaya mereka jangan rakus. Gereja harus bertobat, melayani, jangan cuma pikir uang. Opa yang harus sampaikan itu kepada mereka”. Mendengar kata-kata itu, hati saya benar-benar terpukul dan gelisah, seperti demam rasanya, di dalam pikiran saya berkecamuk: saya sekarang bukan lagi Ketua Umum Sinode, saya juga orang berdosa, bagaimana saya harus menyampaikannya. Tiba-tiba, Selvin mengatakan, dengan telunjuknya mengarah ke saya: “Opa, ‘kan banyak cara, jangan kuatir?”. Wah, Selvin ternyata mengetahui apa yang sedang saya pikirkan walaupun tidak saya ucapkan. Ketika Selvin mengatakan: jangan kuatir, saya merasa bagaikan disiram air dingin, sejuk dan damai. Kemudian Selvin mengatakan: “Di dalam Doa Bapa Kami sesuai Matius 6 : 9 – 13, ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Tidak disebut dosa, tapi orang yang bersalah kepada kami, mengapa begitu Opa?” . Wah, saya terkejut, saya merasa sedang dalam ujian teologi. Beberapa saat saya berpikir, berdoa dalam hati agar Tuhan tolong saya untuk menjawab. Saya menjawab: “Ya, yang menentukan orang itu berdosa adalah Tuhan, bukan manusia. Yang menentukan orang ke Surga atau Neraka adalah Tuhan, bukan manusia”. Selvin merespons: “Selvin merespons dengan kalimat: “Ya, yang bisa diukur oleh manusia hanyalah kesalahan, tetapi yang bisa mengukur dosa hanya Tuhan. Karena itu, Opa harus bilang kepada semua orang agar tidak saling menghakimi, si ini berdosa, si itu berdosa, itu salah, cuma Tuhan yang berhak”. Saya jawab: “Ya”. Selanjutnya, Selvin mengatakan: “Opa, Opa sudah mau pulang?”. Saya bertanya: “Bukan kah saya harus antar Selvin ke Meko?” Selvin menjawab: “Opa kan kuatir kalau ke Meko, nanti orang-orang bilang apa? Mereka tentu akan salahkan Opa karena membawa saya ke Siuri”. Wah, saya makin heran dan takjub, ternyata Selvin mengetahui pergumulan batin saya ketika tadi akan menjemputnya ke Meko. Selvin melanjutkan kata-katanya dengan tersenyum sambil berdiri: “Pulanglah Opa ke Tentena, di sana ada orang-orang yang memerlukan Opa” Selanjutnya, saya permisi, pamit kepada Ibunya dan semua orang di situ, dan kembali ke Tentena. Anehnya, saya merasa percakapan itu sangat singkat sekali. Dan... wow, benar di Tentena sudah ada orang-orang yang menantikan kedatangan saya.

CBSN : Wah, peristiwa yang luar biasa. Kami dengar Pak Pendeta sudah mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Sinode GKST hanya karena komitmen memenuhi janji kepada Tibo Cs, jika mereka dihukum mati, maka Pak Pendeta mundur dari Sinode. Apa itu benar?

RD : Ya, benar, saya berjanji kepada Tibo Cs di hadapan Tuhan dan dalam doa, pada tanggal 10 Januari 2001, ya sekitar tujuh tahun yang lalu. Karena saya memahami persis, bahwa mereka bukan orang-orang yang paling bertanggungjawab dalam peristiwa Kerusuhan Poso.

CBSN : Itu janji terhadap Tibo Cs, bagaimana janji anda terhadap Tuhan?

RD : Mungkin saja saya keliru, tetapi pemahaman saya adalah sesuatu yang sangat omong kosong saya bisa memenuhi janji terhadap Tuhan jika saya tidak dapat menuhi janji terhadap manusia. Tetapi yang pasti bahwa saya tetap sebagai Pendeta, sebagai hamba Tuhan dan jika Tuhan berkenan, saya siap melaksanakan tugas pelayanan, apapun taruhannya, meskipun saya harus kembali masuk penjara ataupun mati.

CBSN : Luar biasa, sekarang justru Bapak mendapat penugasan, ya sejenis Surat Keputusan lisan dari Selvin.

RD : Ya, itu faktanya dan saya sendiri heran, saya tidak bisa menghindari itu. Saya merasa kosong dan bodoh jika berhadapan dengan Selvin. Tapi saya juga yakin bahwa Selvin bukan Tuhan, tetapi Selvin adalah sarana Tuhan, seorang yang dipakai Tuhan. Apa yang Selvin lakukan dan katakan kepada saya, saya pahami sangat sesuai dengan isi Alkitab.

CBSN : Katanya Bapak juga pernah mendampingi Ibunya Selvin untuk mendoakan dan melakukan penyembuhan.

RD : Ya, sudah beberapa kali, dan itu juga di suruh oleh Selvin, bukan inisiatif dari saya. Saya diminta mendoakan Ibunya Selvin di dalam rumahnya, di kamarnya dan diminta berdoa agar Ibunya Selvin dikuatkan dan melakukan penyembuhan hanya untuk kemuliaan Tuhan, karena Tuhan tetap Tuhan dan kita semua adalah manusia biasa. Kemudian kami berjalan bersama Ibu tersebut menemui orang-orang sakit.

CBSN : Kami dengar banyak juga yang beragama bukan Kristen yang disembuhkan.

RD : Ya, benar, justru saya melihat langsung. Ya... di Meko terjadi rekonsiliasi yang luar biasa, terkumpul berbagai agama, Kristen, Islam, Budha, Hindu. Terasa damai di Meko. Kamis dan Jumat lalu, mungkin ada sekitar dua puluh ribu orang yang datang dari berbagai tempat. Bahkan ada yang dari Jakarta, sakit ginjal, datang dengan 4 (empat) kantong darah menempel di tubuhnya, dan mengalami kesembuhan di Meko. Ada pula yang kanker payu dara, secara bertahap sembuh. Ya, proses penyembuhan itu terjadi di desa yang kecil, sederhana, becek kalau hujan, banyak sekali mobil yang datang, tapi tidak ada keributan, tidak ada bunyi klakson. Semua penuh damai, padahal tidak ada panitia yang mengatur, tidak ada publikasi, tidak ada stadion mewah, tidak ada gedung mewah. Orang-orang yang kaya dan miskin menjadi satu, duduk di lantai, di tenda-tenda sederhana, bahkan di tepi got yang becek, berbau, kumuh, tapi semuanya menjadi satu. Bahkan, Selvin, Ibunya dan keluarganya menolak pemberian uang dan lain-lain. Artinya: penyembuhan itu gratis. Dan juga tidak ada panitia yang mengajukan proposal dan publikasi. Maaf, saya tidak bermaksud melegitimasi, bukan karena Selvin dan keluarganya adalah warga GKST, tetapi yang saya nyatakan adalah hanya untuk kemuliaan Tuhan, dengan harapan yang kuat agar Rekonsiliasi Abadi yang tercipta di dalam kasih Tuhan benar-benar terjadi di wilayah Poso, bahkan di Indonesia dan di dunia.

CBSN : Katanya, Ibunya Selvin mengatakan bahwa orang-orang yang beragama lain itu harus sembahyang menurut agamanya masing-masing.

RD : Ya, saya sempat mendiskusikan hal itu dengan Ibunya Selvin. Ibu tersebut mengatakan, bahwa yang harus kita lakukan adalah melayani semua orang, tanpa terkecuali. Keputusan Iman seseorang tidak boleh dipaksa, Roh Kudus pasti akan berperan, dan orang-orang Kristen harus menunjukkan contoh yang baik, jangan sesama kita orang Kristen saling bertentangan, jangan orang Kristen yang berkata-kata dan berkelakuan tidak baik, kita harus jadi teladan. Dan tugas kita untuk selalu mendoakan mereka. Begitu yang Ibu itu katakan kepada saya. Puji Tuhan, cukup banyak orang-orang yang singgah juga ke rumah kami di sini, baik ketika akan ke Meko dan ketika kembali dari Meko, dan mereka sebagian besar bukan beragama Kristen. Wow, saya merasakan begitu indah rekonsiliasi natural yang berdasarkan kasih Tuhan, terjadi secara otomatis, tanpa paksaan, tanpa biaya dan tanpa panitia.

CBSN : Katanya, di kalangan Kristen sendiri, antar denominasi, bahkan di tubuh GKST sendiri terjadi pro-kontra soal Meko. Ada yang mengatakan ajaran sesat, ada yang mengatakan bahwa di Meko ada iblis, ada foto yang hasilnya gambar ular, naga dan sebagainya. Bagaimana itu Pak?

RD : Ya, itu benar, ada pro-kontra..... saya sedih... justru pro-kontra terjadi di kalangan Kristen. (Wajah Pak Pdt. Damanik dari yang berbinar-binar, tiba-tiba berubah suram, pucat dan kelihatan letih, dia minta ijin untuk minum air putih, kami yang mewawancarai beliau harus menunggu sesaat, dia mungkin masuk ke kamarnya, kami duga mungkin pak Pendeta berdoa menenangkan hatinya. Beberapa menit kemudian dia keluar dan menatap ke luar rumah. Dari rumah kediaman Pendeta Damanik yang sederhana tapi artistik, terpencil, di sekitarnya masih semak belukar, di atas bukit kecil, nampak jelas sungai poso yang mengalir, dan hampir seluruh kota Tentena dapat terlihat jelas, termasuk beberapa gereja terlihat berdiri megah. Red.)

CBSN : Tempat ini sungguh indah dan sejuk ya Pak?

RD : Ya, ini anugerah Tuhan. Di sini sejuk, tapi angin juga cukup kencang pada pagi dan malam hari. Kalau pagi hari sekitar jam enam pagi, ada serombongan besar burung putih yang menuju ke danau Poso, dan pada sore hari sekitar jam enam sore, rombongan burung itu kembali meninggalkan Danau Poso dan melintas tepat di atas sungai di depan rumah ini. Terlihat burung-burung putih itu akrab, kompak, dan tepat waktu berjuang bersama untuk kehidupannya. Begitulah setiap hari, tak perduli hujan atau panas, tetap konsisten.

CBSN : Wah, bapak ini lagi menyindir manusia yang mana ya Pak?

RD : (Sambil tersenyum) Entah apalah namanya... tapi kita tak boleh mengadili orang2 atau sakit hati, dendam dan sebagainya. Saya juga manusia biasa, tapi tentu kita harus punya tekad dan membuktikan bahwa dalam banyak hal kita harus diperbaharui oleh kasih Tuhan.

CBSN : Terus, bagaimana dengan pro-kontra soal Meko itu pak?

RD : Hal ini pernah kami diskusikan dengan Selvin dan Ibunya. Luar biasa, mereka mengatakan: “Jangan marah kepada mereka, tapi tugas kita adalah mendoakan mereka”.

CBSN : Kalau sikap Bapak sendiri bagaimana?

RD : Ya, di dalam Injil, di sekitar Tuhan Yesus juga ada pro-kontra. Bahkan di sekitar Tuhan Yesus juga ada iblis yang selalu mencobaiNya. Apalagi di antara kita manusia. Saya juga berpendapat bahwa di mana-mana ada Iblis yang siap mencengkeram kita, termasuk di Meko, di rumah semua orang, mungkin juga di dalam gereja, mungkin juga dalam diri semua orang, mungkin juga dalam diri saya walaupun saya seorang pendeta. Bagi saya, yang harus dilakukan adalah: Pertama: Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa di Meko terjadi banyak kesembuhan, dan terjadi rekonsiliasi natural dalam kasih Tuhan, pertemuan yang damai di antara manusia yang latarbelakang dan agamanya berbeda-beda, kaya dan miskin menjadi sama di Meko. Rekonsiliasi terjadi secara otomatis, tanpa paksaan, tanpa biaya dan tanpa panitia. Yang kita muliakan adalah Tuhan, bukan manusia. Jika ternyata ada beberapa yang belum sembuh, bahkan ada, sampai saat ini, 3 (tiga) orang yang meninggal dunia sebelum disentuh. Tugas kita adalah dengan sunggguh-sungguh mendoakan mereka yang sakit, dan mendoakan keluarga-keluarga yang berdukacita agar dikuatkan dan dihiburkan oleh Tuhan. Kedua: Maaf, saya menolak perdebatan teologis tentang Meko, tetapi saya harus mengatakan bahwa saya belum pernah melihat atau mendengar ada ajaran sesat yang dilakukan atau disampaikan oleh Selvin atau Ibunya. Justru yang mereka lakukan adalah “Doa Bapa Kami”, Doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, mereka mengajak menyanyikan lagu: “Allah Kuasa Melakukan Segala Perkara”, dan mereka mengajak untuk membaca dan melakukan Epesus pasal 5. Bahkan mereka juga menolak pemberian uang dsbnya. Ketiga: Peristiwa Meko, adalah ujian untuk kita semua, semoga kita semua terhindar dari kesombongan, keangkuhan, kedengkian, iri hati, fitnah dan sebagainya. Hanya satu yang dapat menentukan, yaitu Tuhan. Hanya Tuhan ! sekali lagi hanya Tuhan yang maha tau apa sebenarnya yang terjadi di Meko, apa yang terjadi terhadap Selvin dan keluarganya, apa yang terjadi di dalam hati dan pikiran kita masing-masing. Keempat: bukan hanya orang-orang tertentu yang harus bertobat, tetapi termasuk saya, para pendeta, para pekerja/pelayan gereja, harus menilai diri sendiri, mengaku kepada Tuhan, bertobat dan berjanji untuk dapat hidup lebih benar, peduli terhadap penderitaan orang lain, berani menyuarakan suara kenabian, menyatakan yang benar sebagai benar dan yang salah sebagai salah kepada semua orang, termasuk kepada penguasa dunia, tidak menjadi pengemis yang meminta-minta kepada pemerintah, tetapi harus mulai dengan menggali potensi yang ada di tubuh sendiri dan memperbaiki kebobrokan yang ada di tubuh sendiri, tidak melakukan fitnah, korupsi, selingkuh, mabuk, mabuk kekuasaan, jabatan dll. Seharusnya kita rela berkorban bagi orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri, memikirkan gaji sendiri, memikirkan keluarga sendiri, suku sendiri, agama sendiri, tetapi peduli terhadap semua orang. Mari kita renungkan, mengapa Selvin bisa melakukan penyembuhan, mengapa bukan kami para Pendeta atau Penatua ? Jawabnya ada pada Tuhan dan ada pada pertobatan kita bersama. Kita tidak boleh menyepelekan anak kecil, menyepelekan orang kecil yang sederhana, miskin dsbnya, sebab jika Tuhan berkenan, Ia dapat melakukan segala sesuatu melalui siapa saja yang dipilihNya, Dan itu adalah otoritas Tuhan. Kelima: Peristiwa di Meko terjadi tanpa Panitia, bukan di dalam Stadion, Gedung, MAL, dan bukan dalam Gedung Gereja, tetapi di tempat yang sangat sederhana. Lihatlah di wilayah ini, betapa Gedung-gedung Gereja yang mewah dibangun. Saya yakin bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak pernah memerintahkan kita untuk membangun Gedung Gereja yang besar dan megah di antara rumah-rumah warga gereja yang reyot-reyot, yang miskin, yang menderita. Apalagi memaksa warga gereja yang miskin itu untuk banting tulang, tenaga dan dana hanya untuk membangun gereja yang megah. Ya, ini koreksi untuk kita semua, apa sebenarnya yang harus kita prioritaskan dalam pelayanan kita. Mari kita ingat dan renungkan kembali lagu anak-anak sekolah minggu: “Gereja bukanlah gedung, tetapi Gereja adalah orangnya”. Keenam: Doa Bapa Kami adalah doa yang langsung diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Isi Doa Bapa Kami adalah merupakan permohonan kepada Tuhan. Tetapi sekaligus, isi doa tersebut seharusnya kita lakukan bersama. Hendaknya Doa Bapa Kami tidak hanya sekedar saja diucapkan dalam ibadah-ibadah, atau jangan hanya jadi pelengkap, tetapi harus menjadi yang utama. Bahkan doa itu seharusnya tidak hanya dalam ibadah-ibadah formal, tetapi juga dalam doa pribadi, rumah tangga dsbnya. Ketujuh: Sekian dulu ya, sekali lagi, saya bukan Tuhan, saya bukan tokoh, saya bukan penguasa, saya bukan pahlawan. Saya hanya pendeta biasa, hanya hamba, saya hanya rakyat biasa. Saya juga punya banyak kelemahan. Saya boleh dikoreksi dan diingatkan jika saya salah.

CBSN : Terimakasih atas waktu, kesaksian dan pikiran Bapak, tapi mohon ini yang terakhir, katanya Bapak bersama-sama Selvin akan ke Jakarta ?

RD : Selvin ke Jakarta bersama-sama keluarganya yang berdomisi di Jakarta. Kalau saya tidak keliru, mereka berangkat tanggal 17 maret 2007. Saya tidak bersama-sama dengan mereka, saya ke Jakarta pada hari yang lain.... ya, tanggal 22 Maret 2007. untuk menghadiri undangan sejenis Seminar sehari. Tetapi tanpa saya duga, ketika kembali dari Jakarta, tanggal 24 Maret 2007, saya bertemu dengan Selvin di Ruang Tunggu Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Jakarta, kami satu pesawat dari Jakarta ke Palu. Dia didampingi oleh Omanya, Pdt. Vivi Pandegirot dan 2 orang lainnya. Ketika bertemu di Ruang Tunggu itu, saya sempat berbincang-bincang dengan Selvin. Selvin mengatakan bahwa dia sempat pergi ke Taman Safari Jakarta. Dia melihat banyak binatang di sana. Dan Selvin mengatakan, dia gembira karena cita-citanya tercapai, yaitu naik Keledai. Mendengar hal itu, spontan saya mengatakan: “Wah, itu penting ! Bukankah Tuhan Yesus naik keledai memasuki Yerusalem menjelang Paskah?”. Ya, Paskah tidak lama lagi diperingati, tinggal beberapa saat, yaitu tanggal 6 April dan 8 April 2007.

CBSN : Wah, hebat ya Pak. Mungkin ada kata penutup Pak?

RD : Mari kita doakan bersama dengan sungguh-sungguh, karena kita tentu masih menantikan kehendak Tuhan, apa yang akan terjadi kemudian di Meko dan terhadap diri kita masing-masing. Tetapi kita tentu yakin bahwa jika kita hanya berpengharapan kepada Tuhan dan tetap melakukan kehendakNya, maka Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dan sesuai untuk kita semua. Terimakasih. (*.*)