Minggu, 30 Mei 2010

Apa Yang Terkandung Dalam Asap Rokok?

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia, atau disebut juga ‘konstituen asap’, atau ‘emisi asap’. Konstituen asap yang lazim dikenal umum adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO). Selain itu, hingga saat ini sejumlah 5.000 bahan kimia telah teridentifikasi pada asap tembakau. Organisasi kesehatan masyarakat telah menggolongkan 70 konstituen asap berpotensi menyebabkan penyakit terkait merokok seperti kanker paru-paru, penyakit jantung dan emfisema.

Konstituen asap diukur menggunakan peralatan laboratorium. Saat ini terdapat metode pengujian terstandardisasi dan tervalidasi hanya bagi beberapa konstituen asap, yaitu tar, nikotin dan karbon monoksida.

Kadar Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida

Kebanyakan perokok telah mengenal tar, nikotin dan karbon monoksida karena banyak negara mewajibkan produsen untuk melakukan pengukuran kadarnya bagi setiap merek rokok dan mencantumkan hasilnya pada kemasan rokok.

Tar

Tar bukan merupakan konstituen asap khusus, namun mengacu pada partikel-partikel asap yang diukur pada metode pengujian mesin. Partikel-partikel tersebut dibentuk oleh banyak konstituen asap, termasuk sejumlah konstituen yang diyakini organisasi kesehatan masyarakat dapat menyebabkan penyakit terkait merokok, seperti kanker paru-paru.

Nikotin

Nikotin merupakan bahan kimia yang terdapat secara alami pada tanaman tembakau. Ketika tembakau dibakar, nikotin berpindah ke asapnya. Nikotin telah dinyatakan oleh organisasi kesehatan masyarakat sebagai zat adiktif pada asap tembakau.

Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan bahan gas yang terbentuk pada asap tembakau. Karbon monoksida telah dinyatakan sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung) pada perokok.

Konstituen Asap Lainnya

Ribuan konstituen asap lain telah teridentifikasi pada asap tembakau. Selain nikotin dan karbon monoksida, organisasi kesehatan masyarakat telah menggolongkan 45 hingga 70 konstituen asap berpotensi menyebabkan penyakit terkait merokok. Beberapa di antaranya adalah arsenik, benzena, benzo[a]piren, logam berat (timbel, kadmium), hidrogen sianida dan nitrosamina spesifik tembakau.


Go To Top Of Page


Metode Pengujian


Perusahaan rokok mengukur kadar tar, nikotin dan karbon monoksida rata-rata bagi setiap batang rokok menggunakan metode pengujian mesin yang terstandardisasi. Peraturan di kebanyakan negara mewajibkan perusahaan untuk menggunakan metode pengujian yang dikembangkan oleh Badan Standardisasi Internasional (ISO). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan mengikuti metode yang dikembangkan pada tahun 1967 dengan bekerja sama dengan Komisi Perdagangan Federal (FTC). Ada juga metode pengujian mesin lain yang cukup dikenal luas yang dikembangkan oleh Health Canada, badan regulator yang mengatur produk tembakau di Kanada. Metode-metode tersebut membandingkan kadar tar, nikotin dan karbon monoksida berbagai merek rokok ketika diisap oleh mesin pada kondisi laboratorium yang identik, kemudian menetapkan perbedaan kadarnya secara relatif.

Metode pengujian mesin membandingkan berbagai merek rokok ketika "diisap" oleh mesin pada kondisi laboratorium yang identik. Sebagaimana telah dinyatakan oleh para pembuat regulasi ketika mengumumkannya, cara pengujian tersebut menunjukkan perbedaan kadar secara relatif antara berbagai merek, dengan asumsi setiap merek dipegang dan diisap sama persis dengan cara mesin melakukannya. Misalnya, menurut metode ISO dan FTC, mesin melakukan satu isapan selama dua detik berisi volume asap tertentu (35 mililiter) setiap menit sekali. Menurut metode pengujian Health Canada, lubang ventilasi pada filter rokok ditutup, dan isapan yang lebih besar dan lebih sering (55 mililiter sekali setiap 30 detik) dilakukan oleh mesin. Oleh karena itu, kadar tar dan nikotin merek rokok yang sama menjadi jauh lebih besar ketika menggunakan metode Health Canada. Metode Health Canada sering kali disebut ‘metode intensif’ Health Canada.

Pada tahun 1967 FTC menyatakan, "Tidak ada pengujian yang dapat meniru secara persis cara orang merokok, dan dalam batasan yang cukup luas, tidak ada satu metode tertentu yang dapat dianggap ‘benar’ atau ‘salah’—tujuan pengujian bukanlah untuk menentukan kadar tar dan nikotin yang diisap oleh perokok, tapi menentukan kadar tar dan nikotin yang dihasilkan bila rokok diisap oleh mesin menurut metode yang ditentukan."

Sejumlah organisasi kesehatan masyarakat, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa metode ISO dan FTC memberikan informasi menyesatkan mengenai kadar tar dan nikotin yang diisap perokok dan merekomendasikan agar kadar tar, nikotin dan karbon monoksida tidak perlu diinformasikan kepada konsumen. Namun demikian, banyak negara, termasuk Negara Anggota Uni Eropa, mewajibkan informasi tersebut dicantumkan pada kemasan rokok dan, di beberapa negara lain, pada iklan rokok.

Kelompok Studi WHO untuk Peraturan Produk Tembakau dan Kelompok Kerja Konferensi Para Pihak untuk peraturan produk tembakau telah merekomedasikan penggunaan metode ISO dan Health Canada bagi pengujian konstituen asap rokok.


Pandangan Kami

Setiap perokok mengisap rokoknya dengan cara berbeda-beda. Kadar tar dan nikotin yang dilaporkan bagi tiap merek rokok bukanlah dimaksudkan (dan demikian adanya sejak awal) untuk mengomunikasikan secara tepat kadar tar atau nikotin yang diisap oleh perokok dari merek rokok tertentu. Oleh karena itu, kami setuju dengan saran lembaga kesehatan masyarakat agar pemerintah melarang pencantuman kadar tar, nikotin dan karbon monoksida pada kemasan rokok. Sebagai alternatif yang lebih baik, kami mendukung regulasi yang mewajibkan pelaku usaha pabrikan untuk mencantumkan kadar menurut ISO dan Health Canada. Ketentuan ini dapat lebih membantu menggambarkan kepada konsumen mengenai variasi kadar tar, nikotin dan karbon monoksida, tergantung dari cara mengisap rokok, dan memungkinkan diferensiasi antara produk-produk yang berbeda yang ditawarkan kepada konsumen, dan ini menurut kami lebih baik daripada tidak memberikan informasi mengenai kadar-kadar tersebut.

Apa pun metode pengujian yang digunakan, perokok jangan berasumsi bahwa angka-angka yang dicantumkan pada kemasan atau iklan dapat menunjukkan secara tepat kadar tar, nikotin, karbon monoksida atau konstituen asap lain yang mereka isap dari rokok tertentu. Perokok juga jangan berasumsi bahwa kadar yang lebih rendah berarti bahwa merek rokok tertentu aman, lebih aman atau mengandung risiko lebih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar