Senin, 06 Juni 2011

Kamu yang O'on.. Kalau tidak mencobanya!

Hai.. Saya pernah bergaul dengan para pemakai narkoba dan mereka yang akrab dengan kehidupan malam. Sepintas mereka bagaikan mahklu Tuhan yang paling sempurna, tampan-tampan dan cantik-cantik. Saya mungkin termasuk yang paling jelek di antara mereka. Wangi tubuh mereka tidak jauh dari merek-merek terkenal yang berbau Paris. Semua merek impor melekat di tubuh mereka. Beda dengan saya yang serba lokal dan terbilang terjangkau. Pagi sampai sore, mereka adalah orang-orang yan sukses berkarier atau berusaha. Begitu malam menjelang, mereka menjadi mahkluk yang haus hiburan dengan alasan mau happy karena sudah stres seharia.

Suatu kali, saya diajak teman-teman saya ke tempat yang mereka sebut surga dunia. Saya penasaran, ingin tahu seperti apa surga mereka. Seorang teman saya mengatakan kepada saya, "jangan jadi orang o'on terus.. " Begitu kata teman saya mempromosikan surga mereka kepada saya. Akhirnya, sampailah kami di suatu tempat yang mereka sebut surga itu. Lantai satu berisi dikotek yang ingar-bingar dengan musik yang membuat gendang telinga bergetar. Ternyata mereka memilih naik ke lantai dua yang ada private room-nya. Mereka bilang lantai satu itu baru teras surga. Surga yang sebenarnya ada di lantai dua. Sementara, lantai tiga dikatakan sebagai tempat buang ampas surga karena isinya adalah tempat pijat plus-plus yang penuh kemesuman.

Apa yang mereka laku di private room? Ternyata mereka ingin pesta minuman. Mereka juga membagikan beberapa pil. Pil yang mereka telan jelas bukan obat sakit kepala atau sakit flu. Pil-pil itu adalah narkoba yang disebut dengan ecstasy atau inex. Seorang teman bilang pada saya, "Ayo cobain.. Mumpung gratis nih, o'on kamu kalau enggak mau!" Dengan alasan alergi lambung kalau minum obat sembarangan, akhirnya saya pili minum orange juice dan cola. Semalaman itu mereka meledek saya karena hanya saya yang tidak ikutan pesta surga mereka.

1 Korintus 2:14, Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan. Teman-teman saya mengatakan saya bodoh walaupun sesungguhnya mereka tidak lebih pintar dari saya karena mereka dalam semalam bisa menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk merusak jiwa dan raga mereka.

Sebulan kemudian, salah satu teman saya yang mengatakan saya o'on, datang menemui saya. Dia bercerita bahwa beberapa hari lalu seorang dari mereka meninggal dunia karena over dosis atau OD akibat menenggak narkoba secara berlebihan. Malam sebelumnya lagi teman wanitanya ditangkap polisi saat razia narkoba di klub tempat mereka biasa ngumpul. Dari saku celananya ditemukan dua butir inex yang menyeretnya ke dalalam penjara dengan ancaman hukuman minimal tiga tahun penjara. Teman saya itu bercerita sambil menangis dan dia mengatakan bahwa dia sudah bosan dengan kehidupan seperti itu. Dia ingin mencari kedamaian serta sukacita sejati. Sesuatu yang selama ini dianggapnya surga ternyata hanya semu dan memberi kenikmatan sesaat, tetapi berbuntut banyak perkara yang membuat hidupnya semakin kacau.

Akhirnya saya menawarkan kepadanya untuk menerima Yesus Kristus sebagai teman sejati serta penolong setia dan mampu memberi sukacita serta damai sejahtera sejati yang selama ini dicarinya. Saya menawarinya gaya hidup penuh kasih yang setiap hari diisi dengan kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Saya juga mengajaknya untuk merasakan bahwa Tuhan begitu dekat dan begitu mengasihinya. Puji Tuhan, teman saya mau menerima ajakan saya dan berkomitmen kepada Tuhan untuk memulai hidup baru yang penuh sukacita dan damai sejahtera bersama Yesus Kristus guna menemukan surga sejati seperti yang selama ini didambakannya.

Sambil berbisik saya katakan kepadanya "Kamu yang o'on.. Kalau kamu tidak nyobain!"
Sekarang ini dia telah ikut bergabung menjadi anggota paduan suara gereja bersama saya di barisan tenor. Tuhan Yesus sangat baik.

Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan tergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. 1 Korintus 2:4-5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar