Rabu, 22 Februari 2012

Menyimpan Hati ( Surat untuk Hujan )

Kasih, bahagiakah kamu yg sedang berada di belahan dunia sana
aku mau kamu bahagia
hujan, kasih, aku mau cerita ke kamu tapi nggak bisa
tapi semoga kamu bisa merasai sedih hatiku yang aku kirim ke awan malam ini
kesedihanku saat janji cinta tidak terwujud
saat cinta harus berakhir dan meninggalkan luka
biarkanlah petir memutuskan
saat ini, dimulai dari detik pertama, aku khususkan hanya untuk mengenangmu
hari ini, malam ini pun langit meneteskan hujannya seakan merasakan kepedihan hati yang terjadi kepadaku
hujan, jangan membuat aku semakin sedih
aku sangat merindukan bagian dari diriku yang dulu hilang bersamamu
saat indah dulu, bagai sekejap hilang dan hancur tanpa bisa kembali seperti semula
dan sampai detik ini, nada-nada kepedihan terus berputar bagaikan sebuah latar dalam sandiwara hidup
jika aku malaikat sayapku tak lagi utuh, hanya tinggal sebelah
bagaimana aku bisa terbang?
melangkah saja rasanya kaki bagai terjepit di tumpukan batu yang berat
sakit
perih itu terbayang di mataku
aku tak ada di samping bukan karena aku tak mau
tapi karena aku tak tahu lagi bagaimana aku bisa menghadirkan dirimu lagi
saat itu, ketika kita akan berpisah tataplah mataku untuk terakhir kalinya
dan sampai saat ini aku tetap tidak berubah
selalu ada cerita tersimpan di hatiku, satu dan terlalu menyedihkan, yaitu kamu
selamat tinggal, dan berbahagialah dengan bahagia yang kusimpan untukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar