Minggu, 30 Mei 2010

Asap Rokok Sekunder

Lembaga kesehatan masyarakat menyimpulkan bahwa asap rokok sekunder menyebabkan penyakit seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung terhadap orang dewasa yang tidak merokok, serta menyebabkan asma, infeksi pernafasan, batuk, sesak nafas, infeksi saluran telinga tengah dan Sindrom Kematian Bayi Mendadak terhadap anak-anak. Selain itu, mereka juga menyimpulkan bahwa asap rokok sekunder dapat memperparah asma pada orang dewasa dan menyebabkan iritasi mata, tenggorokan dan pernafasan. Asap rokok sekunder, atau environmental tobacco smoke, ETS, adalah gabungan asap dari ujung rokok yang dibakar dengan asap yang dikeluarkan oleh perokok.


Masyarakat harus mendengarkan kesimpulan lembaga kesehatan masyarakat mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan asap rokok sekunder, dalam mempertimbangkan apakah ingin berada di tempat di mana ada asap rokok sekunder, atau bagi perokok, kapan dan di mana ia mesti merokok. Jika ada anak-anak, pertimbangan ini harus dipikirkan lebih sungguh-sungguh, dan orang dewasa seharusnya tidak merokok di dekat anak-anak. Kami merasa bahwa kesimpulan pihak lembaga kesehatan masyarakat mengenai asap ETS sudah cukup untuk mendorong adanya pengaturan merokok di tempat umum. Kami juga percaya bahwa di tempat-tempat yang diperbolehkan untuk merokok, pemerintah mesti mewajibkan dicantumkannya peringatan kesehatan untuk mengkomunikasikan kesimpulan lembaga kesehatan masyarakat bahwa asap rokok sekunder menyebabkan penyakit bagi bukan perokok.

Deskriptor

Deskriptor, atau istilah seperti ‘lights' digunakan oleh produsen rokok untuk membedakan kekuatan cita rasa antara berbagai merek rokok, biasanya dibandingkan dengan merek induknya, dan biasanya mencerminkan kadar tar yang lebih rendah sebagaimana diukur berdasarkan metode pengujian mesin.

Organisasi kesehatan masyarakat berpandangan bahwa deskriptor menyesatkan konsumen dengan membuat mereka menganggap bahwa merek rokok berkadar rendah lebih aman daripada merk biasa (full flavor), dan sejumlah periset menyatakan bahwa konsumen yang menggunakan rokok berkadar rendah mengisap tar dan nikotin sama banyaknya dengan merek-merek biasa.

Oleh karena itu, banyak negara, termasuk negara-negara anggota Uni Eropa, telah melarang penggunaan deskriptor tertentu. Selain negara-negara UE, sekitar 35 negara, termasuk Australia, Brasil, Hong Kong, Meksiko, Singapura, Thailand, Turki, dan Venezuela telah melarang penggunaan deskriptor seperi ‘lights'.

Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) juga mewajibkan negara-negara untuk mengadopsi dan memberlakukan ketentuan untuk memastikan bahwa kemasan produk tembakau tidak mencantumkan istilah yang menciptakan "kesan yang salah bahwa produk tembakau tertentu lebih tidak berbahaya dibandingkan produk tembakau lain." FCTC menyatakan bahwa istilah menyesatkan tersebut "dapat mencakup... 'low-tar', 'ultra-light', atau ‘mild'."


Pandangan kami

Mengingat perokok memiliki preferensi berbeda-beda, kami menawarkan prduk dengan kadar tar dan nikotin yang berbeda-beda, sebagaimana diukur oleh metode mesin tertentu. Di mana diperbolehkan, kami menggunakan istilah seperti 'low-tar', 'light', 'ultra-light', 'medium', dan 'mild' untuk membantu konsumen membedakan antara berbagai penawaran produk tersebut.

Kami sepakat bahwa produsen perlu dilarang untuk menyatakan bahwa merek produk tembakau tertentu lebih tidak berbahaya daripada produk lainnya bila kenyataannya tidak demikian. Kami juga memandang bahwa perokok perlu diinformasikan, sebagaimana yang telah kami lakukan pada situs Web kami selama beberapa tahun, bahwa mereka jangan berasumsi bahwa deskriptor merek dapat menunjukkan secara tepat kadar tar dan nikotin yang mereka isap dari produk rokok tertentu atau kadar relatif tar dan nikotin dibandingkan merek rokok pesaing.

Namun demikian, kami memandang bahwa diferensiasi antara berbagai produk perlu tetap diperbolehkan, dan deksriptor seperti ‘light' dan ‘ultra-light' membantu mengomunikasikan perbedaan-perbedaan tersebut kepada perokok dewasa. Alih-alih melarang penggunaan deskriptor, peraturan sebaiknya mewajibkan komunikasi kepada konsumen (seperti yang kami lakukan pada situs web ini) bahwa deskriptor tidak berarti bahwa suatu merek rokok lebih aman atau bahwa merek tersebut akan memberikan kadar tar dan nikotin yang lebih rendah. Kami memandang ini sebagai pendekatan yang lebih baik daripada pelarangan, tetapi kami belum dan tidak akan menentang legislasi yang melarang penggunaan istilah seperti ‘low-tar', ‘light', ‘ultra-light', ‘medium', atau ‘mild'.

Kami menentang keras ketentuan yang bertujuan melarang istilah, merek dagang dan elemen kemasan lain yang menurut penafsiran yang wajar tidak ada hubungannya dengan alasan pelarangan deskriptor (yaitu kekhawatiran atas pemahaman konsumen mengenai kadar tar rendah). Contohnya, beberapa negara belum lama ini memberlakukan regulasi yang melarang penggunaan istilah deskriptif seperti ‘terkenal', ‘premium', atau ‘internasional', dan satu negara telah membatasi variasi kemasan per merek menjadi hanya satu. Ketentuan perundangan seperti demikian hanya menghambat produsen untuk berkompetisi dengan membatasi inovasi, melarang penggunaan merek dagang dan hak kekayaan intelektual lain, serta menghambat berlangsungnya perdagangan yang wajar dengan jauh melampaui kebutuhan kesehatan masyarakat.

Akhirnya, perlu diingat bahwa hingga hari ini, tidak ada produk rokok di pasaran yang dinyatakan oleh lembaga kesehatan masyarakat menawarkan risiko yang lebih kecil. Bila perokok merasa khawatir atas risiko merokok, berhenti merokok adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko tersebut. Di masa depan, bisa jadi ada produk yang berpotensi mengurangi risiko terkena penyakit terkait merokok. Merumuskan peraturan yang mengatur komunikasi mengenai produk semacam itu kepada konsumen merupakan komponen yang penting dari kebijakan atas produk tembakau.

Apa Yang Terkandung Dalam Asap Rokok?

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia, atau disebut juga ‘konstituen asap’, atau ‘emisi asap’. Konstituen asap yang lazim dikenal umum adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO). Selain itu, hingga saat ini sejumlah 5.000 bahan kimia telah teridentifikasi pada asap tembakau. Organisasi kesehatan masyarakat telah menggolongkan 70 konstituen asap berpotensi menyebabkan penyakit terkait merokok seperti kanker paru-paru, penyakit jantung dan emfisema.

Konstituen asap diukur menggunakan peralatan laboratorium. Saat ini terdapat metode pengujian terstandardisasi dan tervalidasi hanya bagi beberapa konstituen asap, yaitu tar, nikotin dan karbon monoksida.

Kadar Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida

Kebanyakan perokok telah mengenal tar, nikotin dan karbon monoksida karena banyak negara mewajibkan produsen untuk melakukan pengukuran kadarnya bagi setiap merek rokok dan mencantumkan hasilnya pada kemasan rokok.

Tar

Tar bukan merupakan konstituen asap khusus, namun mengacu pada partikel-partikel asap yang diukur pada metode pengujian mesin. Partikel-partikel tersebut dibentuk oleh banyak konstituen asap, termasuk sejumlah konstituen yang diyakini organisasi kesehatan masyarakat dapat menyebabkan penyakit terkait merokok, seperti kanker paru-paru.

Nikotin

Nikotin merupakan bahan kimia yang terdapat secara alami pada tanaman tembakau. Ketika tembakau dibakar, nikotin berpindah ke asapnya. Nikotin telah dinyatakan oleh organisasi kesehatan masyarakat sebagai zat adiktif pada asap tembakau.

Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan bahan gas yang terbentuk pada asap tembakau. Karbon monoksida telah dinyatakan sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung) pada perokok.

Konstituen Asap Lainnya

Ribuan konstituen asap lain telah teridentifikasi pada asap tembakau. Selain nikotin dan karbon monoksida, organisasi kesehatan masyarakat telah menggolongkan 45 hingga 70 konstituen asap berpotensi menyebabkan penyakit terkait merokok. Beberapa di antaranya adalah arsenik, benzena, benzo[a]piren, logam berat (timbel, kadmium), hidrogen sianida dan nitrosamina spesifik tembakau.


Go To Top Of Page


Metode Pengujian


Perusahaan rokok mengukur kadar tar, nikotin dan karbon monoksida rata-rata bagi setiap batang rokok menggunakan metode pengujian mesin yang terstandardisasi. Peraturan di kebanyakan negara mewajibkan perusahaan untuk menggunakan metode pengujian yang dikembangkan oleh Badan Standardisasi Internasional (ISO). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan mengikuti metode yang dikembangkan pada tahun 1967 dengan bekerja sama dengan Komisi Perdagangan Federal (FTC). Ada juga metode pengujian mesin lain yang cukup dikenal luas yang dikembangkan oleh Health Canada, badan regulator yang mengatur produk tembakau di Kanada. Metode-metode tersebut membandingkan kadar tar, nikotin dan karbon monoksida berbagai merek rokok ketika diisap oleh mesin pada kondisi laboratorium yang identik, kemudian menetapkan perbedaan kadarnya secara relatif.

Metode pengujian mesin membandingkan berbagai merek rokok ketika "diisap" oleh mesin pada kondisi laboratorium yang identik. Sebagaimana telah dinyatakan oleh para pembuat regulasi ketika mengumumkannya, cara pengujian tersebut menunjukkan perbedaan kadar secara relatif antara berbagai merek, dengan asumsi setiap merek dipegang dan diisap sama persis dengan cara mesin melakukannya. Misalnya, menurut metode ISO dan FTC, mesin melakukan satu isapan selama dua detik berisi volume asap tertentu (35 mililiter) setiap menit sekali. Menurut metode pengujian Health Canada, lubang ventilasi pada filter rokok ditutup, dan isapan yang lebih besar dan lebih sering (55 mililiter sekali setiap 30 detik) dilakukan oleh mesin. Oleh karena itu, kadar tar dan nikotin merek rokok yang sama menjadi jauh lebih besar ketika menggunakan metode Health Canada. Metode Health Canada sering kali disebut ‘metode intensif’ Health Canada.

Pada tahun 1967 FTC menyatakan, "Tidak ada pengujian yang dapat meniru secara persis cara orang merokok, dan dalam batasan yang cukup luas, tidak ada satu metode tertentu yang dapat dianggap ‘benar’ atau ‘salah’—tujuan pengujian bukanlah untuk menentukan kadar tar dan nikotin yang diisap oleh perokok, tapi menentukan kadar tar dan nikotin yang dihasilkan bila rokok diisap oleh mesin menurut metode yang ditentukan."

Sejumlah organisasi kesehatan masyarakat, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa metode ISO dan FTC memberikan informasi menyesatkan mengenai kadar tar dan nikotin yang diisap perokok dan merekomendasikan agar kadar tar, nikotin dan karbon monoksida tidak perlu diinformasikan kepada konsumen. Namun demikian, banyak negara, termasuk Negara Anggota Uni Eropa, mewajibkan informasi tersebut dicantumkan pada kemasan rokok dan, di beberapa negara lain, pada iklan rokok.

Kelompok Studi WHO untuk Peraturan Produk Tembakau dan Kelompok Kerja Konferensi Para Pihak untuk peraturan produk tembakau telah merekomedasikan penggunaan metode ISO dan Health Canada bagi pengujian konstituen asap rokok.


Pandangan Kami

Setiap perokok mengisap rokoknya dengan cara berbeda-beda. Kadar tar dan nikotin yang dilaporkan bagi tiap merek rokok bukanlah dimaksudkan (dan demikian adanya sejak awal) untuk mengomunikasikan secara tepat kadar tar atau nikotin yang diisap oleh perokok dari merek rokok tertentu. Oleh karena itu, kami setuju dengan saran lembaga kesehatan masyarakat agar pemerintah melarang pencantuman kadar tar, nikotin dan karbon monoksida pada kemasan rokok. Sebagai alternatif yang lebih baik, kami mendukung regulasi yang mewajibkan pelaku usaha pabrikan untuk mencantumkan kadar menurut ISO dan Health Canada. Ketentuan ini dapat lebih membantu menggambarkan kepada konsumen mengenai variasi kadar tar, nikotin dan karbon monoksida, tergantung dari cara mengisap rokok, dan memungkinkan diferensiasi antara produk-produk yang berbeda yang ditawarkan kepada konsumen, dan ini menurut kami lebih baik daripada tidak memberikan informasi mengenai kadar-kadar tersebut.

Apa pun metode pengujian yang digunakan, perokok jangan berasumsi bahwa angka-angka yang dicantumkan pada kemasan atau iklan dapat menunjukkan secara tepat kadar tar, nikotin, karbon monoksida atau konstituen asap lain yang mereka isap dari rokok tertentu. Perokok juga jangan berasumsi bahwa kadar yang lebih rendah berarti bahwa merek rokok tertentu aman, lebih aman atau mengandung risiko lebih kecil.

Ketergantungan dan Berhenti Merokok

Semua produk tembakau menyebabkan ketergantungan, dan berhenti merokok atau berhenti menggunakan produk tembakau lain cukup sulit dilakukan.

Organisasi kesehatan masyarakat, seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO), Surgeon General A.S. dan Royal College of Physicians Inggris telah menyimpulkan nikotin sebagai komponen tembakau yang menyebabkan ketergantungan.

Patut diketahui pula bahwa jutaan orang telah berhasil berhenti merokok.

Perokok yang ingin berhenti merokok perlu mendapatkan informasi yang benar mengenai caranya. Kami setuju dengan pandangan organisasi kesehatan masyarakat bahwa penghentian merokok perlu menjadi fokus tak terpisahkan dari kebijakan tembakau yang menyeluruh. Dalam pada itu, Pasal 14 dari Framework Convention on Tobacco Control merekomendasikan agar negara-negara “mengambil langkah yang efektif untuk mendukung penghentian penggunaan tembakau dan perawatan yang memadai atas ketergantungan terhadap penggunaan tembakau.”

Merokok dan Kehamilan

Wanita yang merokok berisiko lebih tinggi mengalami penundaan kelahiran, kemandulan, komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, keguguran dan kematian dalam kandungan. Bayi yang dilahirkan oleh wanita yang merokok saat hamil memiliki berat rata-rata yang lebih rendah daripada bayi yang dilahirkan oleh wanita yang tidak merokok. Risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan oleh wanita yang merokok saat hamil. Wanita yang berhenti merokok sebelum atau saat hamil mengurangi risiko kesulitan reproduksi semacam itu. Bagi wanita hamil, merokok juga dapat menyebabkan bayinya berisiko mengalami perkembangan paru-paru yang buruk, asma dan infeksi pernafasan.

Dampak Terhadap Kesehatan

Merokok: dampak kesehatan bagi perokok


Merokok dan dampak penyakit bagi perokok: Kami menyetujui konsensus kalangan medis dan ilmiah bahwa merokok menimbulkan kanker paru-paru, penyakit jantung, sesak nafas, dan penyakit serius lain terhadap perokok. Para perokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena penyakit serius seperti kanker paru-paru daripada bukan perokok.


Tidak ada rokok yang “aman.” Inilah pesan yang disampaikan lembaga kesehatan masyarakat di Indonesia dan di seluruh dunia. Para perokok maupun calon perokok harus mempertimbangkan pendapat tersebut dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan merokok.


Merokok dan ketergantungan: Kami menyetujui konsensus kalangan medis dan ilmiah bahwa rokok mengakibatkan ketergantungan. Berhenti merokok mungkin memang sulit, tapi kesulitan ini jangan menjadi penghalang bagi perokok yang ingin berhenti.


Informasi tambahan dari lembaga kesehatan masyarakat di seluruh dunia mengenai merokok dan ketergantungan:


– “Penentuan bahwa rokok dan produk tembakau lain menimbulkan ketergantungan
diambil berdasarkan kriteria standar yang digunakan untuk menentukan bahwa suatu
obat menimbulkan ketergantungan.”
(US Surgeon General)
– “World Health Organization telah menggolongkan merokok sebagai bentuk ketergantungan.”
(World Health Organization)
– “...nikotin yang terdapat pada rokok dan produk tembakau tanpa asap menyebabkan dan
melanggengkan ketergantungan." (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS)


Dukungan kami terhadap pesan kesehatan masyarakat yang konsisten: Kami mendukung satu pesan kesehatan masyarakat yang konsisten mengenai akibat merokok dalam menimbulkan penyakit bagi perokok dan mengenai merokok dan ketergantungan. Ini termasuk dukungan kami terhadap legislasi yang mewajibkan produsen rokok mencantumkan peringatan kesehatan pada kemasan dan iklannya, serta sikap kami bahwa pemerintah dan lembaga kesehatan masyarakat harus menentukan isi pesan kesehatan tersebut.

Selasa, 11 Mei 2010

Saat Memberi Saat Menerima,..

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan, sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya engkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengan keberanianmu.

Saat isterimu mengandung anakmu, isterimu memberi makan janin itu lewat tali pusar dalam rahimnya; selama dalam kandungannya itulah, sebagai suami isteri, kalian sebenarnya menerima seorang manusia yang sudah pasrah total untuk diperlakukan apapun juga: mau serius dicintai, dirawat ataupun tidak! Itulah caranya seorang bayi dalam kandungan ibunya mencintai ibu dan ayahnya, bukan dengan memberi tapi menerima apapun perlakuan orang tuanya.

Saat engkau memberikan uang belanja kepada isterimu, saat itu jugalah engkau sebenarnya menerima kerendahan hati isterimu untuk diberi nafkah hidup.

Saat engkau merawat suami, isteri dan anak-anakmu yang sedang sakit, saat itulah juga engkau belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka, sehingga engkaupun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat engkau marah kepada anak-anakmu, saat itu juga engkau menerima telinga anak-anakmu untuk mendengarkan kata-katamu dengan penuh kesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat engkau marah kepada pasangan hidupmu, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar, mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau mengampuni pasangan hidupmu dan anak-anakmu setelah konflik akibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah engkau menerima kegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwa saudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya engkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikan harapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkau melepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan "kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendak bebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusanmu demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhan menerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya. Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristus yang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"

KISAH ALERGI HIDUP,..

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".
Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".
"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalirterus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.
"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.
"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP

Design special buat Kamar Kost atau Pribadi Cowok kawula Muda yang Eksklusive, Masculine dan Mantap (05)





Design special buat Kamar Kost atau Pribadi Cowok kawula Muda yang Eksklusive, Masculine dan Mantap (04)




Design special buat Kamar Kost atau Pribadi Cowok kawula Muda yang Eksklusive, Masculine dan Mantap (03)




Design special buat Kamar Kost atau Pribadi Cowok kawula Muda yang Eksklusive, Masculine dan Mantap (02)






Design special buat Kamar Kost atau Pribadi Cowok kawula Muda yang Eksklusive, Masculine dan Mantap (01)






Design special buat Kamar Kost atau Pribadi Cowok kawula Muda yang Eksklusive, Masculine dan Mantap






Rabu, 05 Mei 2010

Ephesus (di rumah Maria)

Dalam kesederhanaan-Mu
tamu itu menangis

Air suci di mulutnya tumpah;
"Ibu, aku bukan penziarah!"

Siapakah dia
Siapakah ibu itu baginya?

Maria yang ia tak kenal
dari sebuah belantara besar,

kesedihan yang lari
ke bukit Turki,

takhayul yang tertebus
di pohon-pohon Ephesus?

Tapi tamu itu menangis.
Barangkali riam,

dan burung-burung hutan
telah bikin bayang-bayang

seperti sebuah sendang.

Hari memang sudah habis
Tuhanku, hari seorang turis.

Dan dalam kesederhanaan-Mu
tamu menangis