Rabu, 09 Desember 2009

EKSPRESI IMAN,..

“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10 : 10)

Ayat ini sering dipahami secara dangkal sehingga bisa menimbulkan kesalahan yang fatal. Kesalahan itu ialah, banyak orang Kristen yang sebenarnya belum selamat, merasa sudah selamat. Ketika seorang Kristen ditanya ” Apakah anda sudah selamat?” Jawabnya “Sudah”, dengan alasan ia sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan mulutnya mengaku bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamatnya. Keyakinan keselamatan seperti ini kemudian di legalisasi atau disahkan sebagai kepercayaan atau iman yang benar. Mereka dinyatakan sebagai “orang-orang beriman”. Benarkah ini?
Harus dipersoalkan dengan serius, sejauh apakah ekspresi kepercayaan atau ekspresi iman kepada Yesus. Seseorang yang mengatakan “I Love you” kepada orang lain, tetapi tidak diekspresikan secara konkret dalam perbuatan, bisa berarti pelecehan. Ucapan “I Love you” harus disertai ekspresi sebagai bukti pernyataan tersebut. Begitu juga ketika kita mengatakan “I Love Jesus” harus ada ekspresi yang konkret dalam perbuatan kita yang mendukung pernyataan tersebut. Demikian juga kalau kita mengaku dengan mulut dan percaya dengan hati, maka pasti ada ekspresinya. Dalam hal ini Yakobus menyatakan bahwa “Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati” YAKOBUS 2 :26. Jadi iman harus diekspresikan dengan perbuatan.
Iman itu bukan sekedar gerak perasaan atau pikiran, tidak cukup diekspresikan dengan pernyataan bibir. Iman adalah perbuatan sebagai respons terhadap anugerah yang diberikan Tuhan. Model Iman yang benar adalah iman Abraham yang meresponi imannya terhadap Tuhan dan mewujudkannya dalam tindakan ( KEJADIAN 15 : 6) Jadi kalau seseorang merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak ada tindakan konkret yang menunjukkan percayanya tersebut, itu berarti ia belum benar-benar percaya didalam hatinya ; imannya palsu. Kita harus jujur melihat keberadaan iman kita masing-masing. Bila ternyata iman kita masih palsu, maka kita harus mulai membenahi diri guna melangkah meresponi anugerah keselamatan dengan tidakan yang konkret, yaitu dengan mengenal kebenaran Firman Tuhan dan melakukannya. Namun ini handaknya jangan dipahami bahwa perbuatan manusia dapat menyelamatkan. Kita diselamatkan “hanya oleh anugerah”, yaitu dengan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, bukan karena perbuatan baik kita. Tetapi beriman berarti bertindak. Tindakan itu tidak diperhitungkan sebagai jasa atau upaya untuk beroleh keselamatan, tetapi hanya respons, atau ekspresi dari iman kita kepada Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar